BANDUNG SPIRITNEWS.- Pengabdian dalam mengisi kemerdekaan bisa dilakukan dengan berbagai format, namun semuanya tentu harus berorientasi guna menunjang pembangunan bangsa. Salah satu bentuk yang bisa dilakukan adalah dukungan pengembangan kualitas SDM ataupun pemberian bantuan sosial lainnya.
" Itulah yang dilakukan oleh ASGAS RI bersama PRAWITA GENPPARI, Lembaga Investigasi Negara (LIN) dan TIPIKOR di pondok pesantren Nuruddaroin kabupaten Tegal provinsi Jawa Tengah. Sebelumya juga melakukan hal yang sama yaitu pemberian santunan kepada masyarakat yang membutuhkan di dusun Kedung Sukun, desa Kedung Sukun, kecamatan Adiwarna kabupaten Tegal, Jawa Tengah ", ujar Ketum DPP PRAWITA GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Kamis (8/7).
Hal tersebut ia sampaikan sekembalinya dari rangkaian kegiatan di Tegal, Magelang, Yogyakarta, Cilacap dan Singaparna. Seluruh rangkaian kegiatan di Tegal dihadiri langsung oleh Pembina R. Samsuri, Ketum DPP PRAWITA GENPPARI, Ketum LIN, Ketum Tipikor, beserta jajaran pengurus yang lainnya. Kegiatan di Tegal secara keseluruhan difasilitasi oleh jajaran pengurus setempat dibawah asuhan mas Idham.
Rangkaian kegiatan ini pada dasarnya manifestasi kepedulian pengurus organisasi terhadap masyarakat Indonesia. Termasuk menanamkan nilai-nilai bela negara, kebangsaan, kebhinekaan dan Pancasila. Organisasi mengharapkan agar nilai-nilai Pancasila selalu bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kerukunan, kebersamaan dan persatuan akan selalu terjaga demi tegak dan utuhnya NKRI tercinta.
" Kecintaan terhadap bangsa dan negara harus selalu diingatkan dan diimplementasikan pada seluruh masyarakat Indonesia, termasuk generasi mudanya. Sebab jika tidak diingatkan, boleh jadi nilai -nilai luhur ini akan semakin luntur tergerus oleh budaya asing yang belum tentu sesuai dengan falsafah Pancasila ", ujar sang Pembina R. Samsuri.
Kegiatan di Kedung Sukun disambut antusias oleh masyarakat sekitar yang juga dihadiri oleh para tokoh setempat. Begitupun dengan kegiatan di pondok pesantren yang dihadiri pimpinan pesantren, para ustadz dan santrinya. Dalam konteks ini seluruh jajaran pengurus organisasi memang memiliki rencana bahwa program seperti ini akan dilakukan secara berkelanjutan.
Semangat pengabdian pada nusa dan bangsa pasti membutuhkan perjuangan, keikhlasan, dedikasi dan juga semangat pantang menyerah.
" Semua harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Setiap cita-cita yang dimiliki sebaiknya ditulis agar tidak mudah lupa. Setelah itu berusahalah semaksimal mungkin karena setiap ikhtiar akan membuahkan hasil. Kemudian beribadah dan berdo'alah dengan sebaik mungkin. Selanjutnya rajin memohon do'a dari orang tua, guru dan orang - orang kecil ", pungkas Dede mengakhiri keterangan.(*/Rusli).