Foto: Deputi DKK saat membuka acara Diklat Penerjemahan secara virtual
di Ruang Rapat Lantai III, Gedung III Kemensetneg, Provinsi DKI Jakarta, Senin (3/8).
SPIRITNEWS.COM.- Penerjemah harus dapat membantu Pemerintah menyukseskan penanganan pandemi Covid-19, misalnya dengan mencari padanan kata yang tepat dan sesuai untuk berbagai istilah baru di bidang kesehatan maupun ekonomi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia atau bahasa daerah.
Pernyataan tersebut disampaikan Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet (DKK), Thanon Aria Dewangga, saat acara Pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Grammar for Translation Angkatan I Tahun 2020, di Ruang Rapat Lantai 3, Gedung III Kemensetneg, Provinsi DKI Jakarta, Senin (3/8).
“Dan mendiseminasikannya kepada masyarakat luas sehingga berbagai istilah tersebut dapat dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat,” ujar Deputi DKK
Dengan cara tersebut, menurut Thanon, Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat terus beraktivitas dan berkontribusi kepada bangsa dan negara di tengah situasi pandemi Covid-19.
Terkait pelaksanaan diklat, Thanon menyampaikan bahwa agenda ini penting dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kompetensi para penerjemah untuk menghasilkan penerjemahan yang tepat, akurat, dan berkualitas sehingga menjadi makin andal serta mumpuni.
Penerjemah, menurut Deputi DKK, sangat diperlukan karena di era globalisasi yang salah satu cirinya adalah meningkatnya interdepedensi antarnegara di seluruh dunia, maka kemampuan menguasai bahasa asing, tidak hanya bahasa Inggris, mutlak diperlukan, baik dalam rangka menjalin kerja sama dengan berbagai negara.
“Terutama saat ini, seluruh negara di dunia sedang mengalami masalah kesehatan global dan dibayangi krisis ekonomi,” kata Deputi DKK.
Penerjemah yang menguasai lebih dari satu bahasa, menurut Deputi DKK, akan mempunyai rasa percaya diri tinggi untuk dapat berperan sebagai fasilitator yang memungkinkan dua negara tidak sebahasa dapat berkomunikasi dengan baik sehingga dapat menjalin kerja sama di berbagai bidang saling menguntungkan kedua negara.
“Sekretariat Kabinet selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penerjemah (JFP) berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan para penerjemah, tidak hanya bahasa Inggris namun kedepannya juga bahasa lainnya,” imbuh Thanon.
Harapannya, lanjut Deputi DKK, penerjemah dapat menjadi jembatan komunikasi antara Pemerintah Indonesia dengan negara-negara sahabat serta mitra bisnis sehingga dapat mempromosikan potensi wisata dan sumber daya alam yang dapat dikelola agar mendatangkan kemaslahatan bagi rakyat Indonesia.
“Penerjemah tidak boleh berpuas diri dengan pembinaan yang dilakukan oleh Sekretariat Kabinet.
Namun, harus tetap mengembangkan diri melalui berbagai pelatihan yang dapat diperoleh selain dari Sekretariat Kabinet, seperti mengikuti berbagai webinar dan harus terus berlatih menerjemahkan,” ujarnya.
Sesuai peribahasa “practice make perfect,” sambung Deputi DKK, benar adanya, karena semakin tinggi jam terbang seorang penerjemah, maka akan semakin mumpuni kemampuan yang dimiliki.
Pada bagian akhir sambutan, Thanon juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah turut mendukung sehingga Diklat teknis ini dapat terselenggara dengan baik.
“Akhirnya dengan membaca bismillahirrahmanirrahim, Diklat Teknis Grammar for Translation Angkatan 1 Tahun 2020 saya nyatakan resmi dibuka,” pungkas Thanon.
Sebagai informasi, diklat akan berlangsung dari tanggal 3 Agustus 2020 hingga 7 Agustus 2020. (*/Humas).