Beliau mengajarkan kepada kita untuk membaca sholawat ini untuk mencari keridhoan Allah SWT dan Rasul-Nya SAW dan untuk meminta agar tindakan dan niat kita terhubung dan menyatu dengan Nabi SAW.
Begitu pentingnya Shalawat ini, Guru kita Sayyidi Habib Umar bin Hafiz menempatkan doa ini dalam Hadrah Badriyyah-nya.
Siapa yang membacanya secara rutin, dengan ijin Allah SWT, akan diberikan hatinya cahaya keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Mudah-mudahan kita semua dapat mengamalkan sholawat ini secara rutin sebagai amalan sehari-hari, sehingga kita bisa mendapatkan manfaat yang begitu besar dari sholawat ini.
Mudah-mudahan juga dengan pembacaan sholawat ini, kelak dihari kiamat nanti kita akan dikumpulkan dengan kekasih kita, Baginda Nabi besar Muhammad SAW, bersama para sahabat dan keluarganya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.,
Ada dua buah nama yang tertulis di tiang-tiang Arsy-Nya Allah Subhanahuwata'ala, yang pertama Allahu Subhanahu Wata’ala dan Nabi Muhammad SAW.
Ketika datang Hari Kiamat, Nabi Musa bergelantungan di tiang-tiang Arsy, namun ketika Rasulullah datang Nabi Musa turun dan mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Semua para Nabi, para Shiddiqin, para Kaum Sholihin, di bawah bendera Nabi Muhammad.
Demi Allah tidak ada satu orang pun masuk ke surganya Allah kecuali dia berada di bawah bendera Nabi Muhammad.
Mintalah kepada Allah agar kita berada di bawah bendera Nabi Muhammad, Semoga Allah mengumpulkan kita semua di bawah bendera Nabi Muhammad.
Orang-orang yang memegang teguh keimanan, mereka akan dikumpulkan bersama Rasulullah. Kita menjadi umat Nabi Muhammad tanpa paksaan. Allah yang menjadikan kita menjadi umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Namun banyak dari golongan umat ini ketika wafat dalam keadaan tidak memegang iman. Semoga kita dijadikan sebaik-baik umat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Bagaimana cara menghadapi orang yang memusuhi agama kita pun telah diatur oleh Allah Subhanahuwata'ala dengan Rahmat dan Kasih Sayang.
Tidak ada sesuatu yang paling menyakitkan, kecuali sebuah penghinaan yang merendahkan Allah Subhanahuwata'ala, merendahkan Rasulullah, dan merendahkan Al Qur'an
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ "Tidak benar keimanan seseorang hingga ia mencintai Aku ( Rasulullah ) melebihi ia mencintai ayah ibunya, dan anaknya, dan seluruh manusia"