Foto, Gubernur Sulsel bersama Pangdam Hasanuddin saat berkoordinasi
sehubungan dengan percepatan penanganan Covid-19 Prov. Sulsel.
Makassar, SpiritNews. com.- Data pantauan terakhir Covid-19 di Sulsel pagi ini sama, belum ada kenaikan, hal ini disampaikan Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prov. Sulsel Mayjen TNI Andi Sumangerukka, S.E di Posko Gugus Tugas Balai Prajurit M. Yusuf Jl. Jend. Sudirman Makassar. Rabu, (1/05/2020).
Foto, Gubernur Sulsel bersama Pangdam Hasanuddin saat memberikan
keterangan pers sehubungan percepatan penanganan Covid-19 Prov. Sulsel.
"Data itu jadi satu semua, sehingga kita pantau kegiatan-kegiatan mereka yang ada di rumah sakit, kita ikuti terus, baik itu ODP, PDP maupun yang positif" tutur Mayjen Andi.
Terkait masalah rumah sakit menurutnya semua masih seperti yang awal terdapat rumah sakit rujukan dan rumah sakit penyangga dan kebutuhan APD pun juga demikian namun ke depan akan mendapatkan penambahan.
"APD yang kita dapatkan semua kita himpun, baik dari Pemerintah, Mabes TNI maupun dari beberapa relawan, untuk tujuh hari ke depan APD yang kita miliki masih cukup, kita masih punya sekitar 1.500, nanti akan masih ada tambahan, kita masih menunggu" bebernya.
Pihaknya pun mengaku jika ada yang dicurigai langsung melakukan pemisahan dengan menggunakaan drone pendeteksi yang dimiliki gugus tugas Prov. Sulsel, berkenaan dengan penggunaan teknologi drone untuk pemantauan orang berkumpul dan tempat ramai.
"Saat ini kita menggunakan drone yang kita miliki, digunakan di tempat-tempat ramai, jika ada yang dicurigai kita langsung lakukan pemisahan, tetapi kalau tidak ada tanda-tanda kita hanya lakukan pemantauan dan mengharapkan dia melakukan isolasi mandiri" terang Mayjen Andi.
Sedangkan berkaitan dengan sentralisasi pemakaman karena untuk adanya sebagian warga yang menolak karena takut tertular, "Ke depan juga nanti akan ada pemusatan pemakaman, yang meninggal akan dipusatkan di pemakaman itu, sehingga diharapkan tidak ada penolakan lagi" jelas Pangdam, "Saat ini penolakan dilakukan karena mereka tidak paham, setelah diturunkan aparat melakukan dialog baru mereka paham" lanjutnya.
Mayjen Andi berharap untuk tidak perlu mengkucilkan orang, "ini bukan aib, jadi tidak perlu mengkucilkan orang, kalaupun jenazah sudah dimakamkan di situ, maka kita akan lakukan sterilisasi dari rumah itu, kita lakukan penyemprotan" tandasnya.
"Edukasipun kita lakukan secara terus menerus setiap saat, kita tidak pernah berhenti, kalau perlu sampai dengan tingkat RT/RW, sehingga betul-betul sampai di masyarakat" tutup Mayjen Andi. (*/Pendam XIV/Hsn).