Foto, Dede Farham diacara Sistem Pembinaan Karir Polri Menjadi Objek Penelitian Kompolnas.
Jakarta, SpiritNews. Com.- Merujuk UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Perpres No. 17 Tahun 2011 tentang Komisi Kepolisian Nasional, maka salah satu tugas Kompolnas adalah memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden RI terkait arah kebijakan Polri, baik dalam hal anggaran, SDM maupun sarpras.
Mengingat hal tersebut, Kompolnas melaksanakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan sistem pembinaan karir di Polri dengan cara melakukan wawancara terhadap para perwira Polri.
Mengingat keterbatasan waktu dan anggaran, maka teknis pelaksanaannya dilakukan di Polda dan beberapa Polres yang berada di wilayah Polda Jawa Barat.
Pada kesempatan ini, media melakukan wawancara dengan Ketua Tim Peneliti yang juga Komisioner Kompolnas Dede Farhan Aulawi di ruang kerjanya, Kamis (12/12).
Pada kesempatan tersebut Dede menyampaikan bahwa metode penelitian yang ia lakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sampel uji sebanyak 10%.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner dan juga pendalaman dengan wawancara.
Sebelum kuesioner ini disebarkan pada seluruh responden, terlebih dahulu diujicobakan kepada 130 mahasiswa PTIK yang juga para perwira, untuk memastikan bahwa kuesioner tersebut bisa dipakai.
Maksudnya uji validitas dan uji reliabilitas harus ditempuh dulu sebelum kuesioner disebarkan. Ungkap Dede.
Selanjutnya Dede juga menambahkan bahwa wawancara bertujuan untuk mengungkap persepsi para anggota Polri terhadap sistem pembinaan karir yang dikaitkan dengan peluang menjadi Pimpinan Polri. Faktor kompetensi, integritas, kreativitas, profesionalitas dan kinerja diyakini erat kaitannya dengan keberhasilan kepemimpinan suatu lembaga.
Oleh karena itu, wawancara akan terfokus pada pendalaman persepsi anggota Polri terhadap kelima faktor tersebut, dan wawancara dilakukan sekitar 15 - 20 menit kepada responden tertentu yang dipilih secara random.
“ Dalam melakukan wawancara, tentunya tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk pertanyaan manapun.
Tidak ada pihak yang dirugikan dengan terungkapnya informasi-informasi tertentu karena data pribadi responden akan diperlakukan secara rahasia.
Segala informasi yang muncul akan dibuat anonim dan tidak akan menyampaikan informasi apapun mengenai responden kepada siapapun baik di dalam maupun di luar institusi kepolisian “, ujar Dede.
Hal ini disampaikan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban yang jujur tanpa ada kekhawatiran akan resiko dan konsekuensi apapun.
Objektivitas jawaban yang diperoleh akan memberikan arah sistem pembinaan karir yang lebih baik.
Semoga hasil penelitian ini akan memberi manfaat bagi institusi Polri, Kompolnas maupun para pihak yang berkepentingan.
Mudah – mudahan akan ada penelitian lanjutan untuk merefresentasikan gambaran secara menyeluruh. Harap Dede menutup pernyataan.
Penelitian Kompolnas tahap I dilakukan di Polda Jawa Barat, Polrestabes Bandung, Polresta Bandung, polres Cimahi, polres Karawang dan Polres Purwakarta.
Selanjutnya di tahap II penelitian dilakukan di Polres Banjar, Polres Ciamis, Polres Tasikmalaya kota, Polres Tasikmalaya dan Polres Garut. Setelah semua data primer diperoleh, selanjutnya tim Kompolnas akan mengolah dan menganalisis datanya. (*/Df).