Foto, Warga Batangase, Kecamatan Mandai, bersama pengurus Komando
Pejuang Merah Putih (KPMP) berdemo di depan kantor Pemkab Maros.
Pada Hari Kamis Tanggal 14 Februari 2019, terlihat ratusan warga Batangase, Kecamatan Mandai, nampak juga dari Pengurus Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) saat melakukan unjuk rasa di depan Kantor Bupati Maros dan DPRD Maros.
Sementara aksi unjuk rasa tersebut dipimpin langsung oleh Ketua RT 6 Komplek Haji Banca II, Kelurahan Bontoa, Mandai bersama Hamka Nursal dan Ketua KPMP ( Colleng ).
Berdasarkan panatauan awak media ini nampak Warga berdemo karena Grand Mal Batangase tidak membuat pembuangan air ke sungai. Bahkan drainase ditutup. Hal itu membuat warga sekitar Grand Mal, setiap tahun kebanjiran.
Warga memprotes sawah yang ada di belakang Grand Mal, setiap tahun, juga gagal panen karena sebelum ada bangunan Grand Mal, sawah warga sangat produktif.
Terlihat Wakil Ketua DPRD, Patarai Amir, menerima pendemo kecewa lantaran hanya satu anggota dewan yang menemuinya, sementara di Kantor Bupati, Peserta diterima Kabag Humas Pemkab Maros.
Ketua KPMP menyampaikan kedatangannya adalah untuk mempertanyakan fungsi anggota DPRD, Fungsi pengawasan tidak maksimal, karena keberadaan grand mal kami seringkali mengalami kebanjiran termasuk dengan gagal panen, tuturnya.
Grand Mal yang selalu dibanggakan oleh pejabat, malah menyusahkan warga, sawah produktif di belakang Grand Mal, sudah empat tahun mengalami gagal panen.
Sehingga warga sebenarnya sudah beberapa kali melapor ke DPRD dan Bupati Maros, Hatta Rahman, tetapi tidak pernah ada respon, karena pihak Grand Mal, tidak membuat saluran yang maksimal.
Pada kesempatan tersebut Colleng menjelaskan bahwa sekitar empat hektare sawah, yang terendam air dan mengalami gagal panen, karena tidak adanya pembuangan air.
Semua ditutup Grand Mal rumah juga setiap tahun kebanjiran, tetapi sama sampai sekarang tak ada sama sekali yang peduli, kata Colleng saat menyampaikan, berbagai oknum yang terkesan ikut membantu warga, tetapi ujung-ujungnya nol (nihil).
Sementara menurut warga sudah banyak sekali yang ikut membantu, tapi ada kepentingan pribadi. Semua itu bohong, semoga anggota DPRD mengevaluasi keberadaan Grand Mal, pintanya.
Terlihat massa mendesak DPRD dan Pemkab, agar supaya menyelesaikan masalah banjir dan gagal panen yang dialami oleh warga di Batangngase, karena sudah mengalami kerugian dengan jumlah yang banyak.
Sambung Colleng menyampaikan bahwa warga setiap tahun membayar pajak, tetapi tidak ada hasil dari sawahnya masing masing, warga minta diberikan ganti rugi atau lahannya dibebaskan dari air pembuangan dari Grand Mal, Warga juga meminta agar segera dilakukan pembuatan dranise, di belakang grand Mal. (*) Sumber berita TribunMaros.com.