saat menjadi narasumber dengan materi soal smart city pada Rakerda bertema,
“Memperkuat Konsolidasi Sektoral menuju Kota Jasa Berbasis Agromarine.”
SpiritNews.com.- Wakil Wali Kota Makassar, Dr Syamsu Rizal MI,kapsitasnya nampaknya semakin terpantau secara nasional hal itu terbukti dia semakin banyak mendapat undangan untuk menjadi narasumber,baik dalam kapasitas keilmuan, seperti penguji eksternal program doktor, juga dalam kapasitas pemerintahan.
Sementara peraih doktor kebijakan publik Universitas Negeri Makassar (UNM) ini diundang sebagai pembicara pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Pemerintah Kota Tidore Kepulauan,jika sebelum-sebelumnya ia banyak diundang terkait program penanggulangan kemiskinan, maka kali ini, alumni Komunikasi Unhas ini jadi pembicara terkait smart city.
Saat tampil sebagai narasumber, pria yang lekat dengan sapaan Somberena Makassar ini didampingi Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Muh Sinen dan Sekretaris Kota, Thamrin Fabanyo,Deng Ical-sapaan akrab Syamsu Rizal MI-bicara soal smart city pada Rakerda bertema, “Memperkuat Konsolidasi Sektoral menuju Kota Jasa Berbasis Agromarine.”
Dalam materi Deng Ical saat menjadi narasumber memaparkan bahwa Kota Makassar menjadi Kota ke enam yang menerapkan smart city dan ini berdasarkan evaluasi dan penilaian,Kota Makassar sudah On The Track,jelasnya.
Hal ini, lanjut Deng Ical ditunjang kemampuan pemerintah mengintegrasikan konsep smart city dalam beberapa program. Terutama untuk memaksimalkan pelayanan publik dan membuka saluran partipisasi publik.
Deng Ical juga menguraikan bahwa kita mulai dari formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan publik,ujar mantan Ketua Komisi A DPRD Kota Makassar ini,soal tahapan, ia menjelaskan, langkah awal pembentukan Smart City yaitu setahun setengah melakukan asessment. Karena penerapan smart city tidak seperti main sulap.
Sambung Deng Ical menuturkan bahwa yang dilakukan dengan melihat potensi dan kondisi daerah. Tantangan yang dihadapi dalam melakukan penerapan Smart City yaitu menyelaraskan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan penerapan sistem. Itu merupakan tantangan yang paling besar dihadapi ketika awal penerapannya," papar Deng Ical.
Walaupun demikian,dia menilai,Kota Tidore Kepulauan (Tikep) belum terlambat untuk memulainya,apalagi,dari sisi potensi, juga sangat memungkinkan untuk dilakukan,ungkap Wakil Wali Kota Makassar Deng Ical.
Dia juga menambahkan bahwa soal tantangan tentu saja ada, tetapi semua pasti bisa diatasi secara baik. Silakan bentuk dulu tim kecil kemudian melakukan studi banding dan kajian. Saya yakin dan optimistis, Kota Tidore Kepulauan akan berhasil dalam penerapan kota berbasis Smart City,tambahnya. (*).Sumber berita Humas Pemkot Makassar.