SpiritNews.com- Kredit dan pembiayaan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik sebesar 19,95% secara tahunan (year on year/YoY) naik dari Rp153,81 triliun pada kuartal III 2016 menjadi Rp184,5 triliun pada kuartal III 2017 ini dan KPR Naik Paling Tinggi,pada bulan September 2017.
Dikatakan pula bahwa adapun dari data bank sentral menunjukkan pinjaman yang disalurkan perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 8,3% yoy per Agustus 2017. Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, kenaikan pinjaman tersebut disokong peningkatan kredit perumahan yang menempati porsi sebesar 90,61% dari total pinjaman.
Sementara menurutnya hal tersebut,Per September 2017, kredit perumahan Bank BTN tercatat naik 19,32% YoY menjadi Rp167,16 triliun," ujarnya di Jakarta, Senin (23/10/2017).
Maryono menyampaikan bahwa di segmen ini,Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi mencatatkan kenaikan paling tinggi atau sebesar 30,78% YoY menjadi Rp68,34 triliun pada September 2017. Dengan capaian tersebut, per September 2017, Bank BTN menguasai 96,69% pangsa pasar KPR subsidi.
Lebih lanjut disampaikan bahwa di samping itu, untuk KPR secara keseluruhan, Bank BTN menjadi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 35,62% per Juni 2017,kata Maryono.
Selanjutnya Maryono mengungkapkan bahwa kredit konstruksi dan KPR non subsidi pun mencetak pertumbuhan positif sebesar masing-masing 17,87% YoY dan 12,59% YoY. Kredit non perumahan pun turut mencetak kinerja positif,itu sesuai dengan kuartal III 2017, kredit non perumahan Bank BTN naik 26,44% YoY menjadi Rp17,33 triliun,ungkap Maryono.
Dengan tumbuhnya kredit dan pembiayaan Bank BTN tersebut, lanjut Maryono, juga turut meningkatkan total aset perseroan. Pada kuartal III 2017, aset Bank BTN naik 17,56% yoy menjadi Rp231,93 triliun atau naik dari Rp197,29 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dia juga menambahkan bahwa dengan kenaikan pinjaman yang disalurkan Bank BTN juga diiringi dengan perbaikan kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross Bank BTN pada September 2017 terpantau turun dari 3,6% di September 2016 menjadi 3,07%,"NPL nett Bank BTN per September 2017 pun tercatat sebesar 2,06% atau turun dari 2,4% pada bulan yang sama tahun sebelumnya,pungkasnya.(*) Sumber berita SindoNews.com.
Dikatakan pula bahwa adapun dari data bank sentral menunjukkan pinjaman yang disalurkan perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 8,3% yoy per Agustus 2017. Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, kenaikan pinjaman tersebut disokong peningkatan kredit perumahan yang menempati porsi sebesar 90,61% dari total pinjaman.
Sementara menurutnya hal tersebut,Per September 2017, kredit perumahan Bank BTN tercatat naik 19,32% YoY menjadi Rp167,16 triliun," ujarnya di Jakarta, Senin (23/10/2017).
Maryono menyampaikan bahwa di segmen ini,Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi mencatatkan kenaikan paling tinggi atau sebesar 30,78% YoY menjadi Rp68,34 triliun pada September 2017. Dengan capaian tersebut, per September 2017, Bank BTN menguasai 96,69% pangsa pasar KPR subsidi.
Lebih lanjut disampaikan bahwa di samping itu, untuk KPR secara keseluruhan, Bank BTN menjadi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 35,62% per Juni 2017,kata Maryono.
Selanjutnya Maryono mengungkapkan bahwa kredit konstruksi dan KPR non subsidi pun mencetak pertumbuhan positif sebesar masing-masing 17,87% YoY dan 12,59% YoY. Kredit non perumahan pun turut mencetak kinerja positif,itu sesuai dengan kuartal III 2017, kredit non perumahan Bank BTN naik 26,44% YoY menjadi Rp17,33 triliun,ungkap Maryono.
Dengan tumbuhnya kredit dan pembiayaan Bank BTN tersebut, lanjut Maryono, juga turut meningkatkan total aset perseroan. Pada kuartal III 2017, aset Bank BTN naik 17,56% yoy menjadi Rp231,93 triliun atau naik dari Rp197,29 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dia juga menambahkan bahwa dengan kenaikan pinjaman yang disalurkan Bank BTN juga diiringi dengan perbaikan kualitas kredit. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross Bank BTN pada September 2017 terpantau turun dari 3,6% di September 2016 menjadi 3,07%,"NPL nett Bank BTN per September 2017 pun tercatat sebesar 2,06% atau turun dari 2,4% pada bulan yang sama tahun sebelumnya,pungkasnya.(*) Sumber berita SindoNews.com.