staf ahli Pangdam bidang Ideologi, Aster Kasdam dan Kapendam XIV/Hasanuddin menerima audensi
Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB) Sulawesi Selatan, diketuai Muchtar Dg. Lau S.Pdi & rombongan.
SpiritNews.com.- Pangdam XIV/Hasanuddin didampingi staf ahli Pangdam bidang Ideologi, Aster Kasdam dan Kapendam XIV/Hasanuddin menerima audensi Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB) Sulawesi Selatan, diketuai Muchtar Dg. Lau S.Pdi beserta rombongan,di ruang tamu Kehormatan Setia Hingga Akhir Makodam Makassar.
Sementara kedatangan Muchtar Daeng Lau,S.Pdi,bersama rombongan, dalam rangka silaturahmi dan sekaligus menyampaikan rencana kegiatan FUIB untuk menggelar nonton bareng film dokumenter G-30/PKI di lima titik seputaran Kota Makassar.
Selanjutnya dikatakan bahwa hal ini salah satu bentuk untuk mengangkat sebuah tema "Penguatan sejarah kelam bagi generasi bangsa dan untuk memperkokoh persatuan dan keutuhan NKRI".
Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Agus SB,pada kesempatan tersebut mengapresiasi kepada FUIB, atas rencana kegiatannya untuk menggelar nonton bareng tersebut.
Lebih lanjut diungkapkan bahwa hal inikan bertujuan untuk mengingatkan dan meneruskan sejarah kepada seluruh bangsa Indonesia.
Dia juga mengatakan bahwa ini bukan untuk mendiskreditkan atau menyalahkan salah satu pihak,tetapi untuk memberikan gambaran peristiwa kelam yang pernah terjadi dimasa lalu,agar tidak terulang lagi dimasa sekarang dan yang akan datang,katanya (*).
Sementara kedatangan Muchtar Daeng Lau,S.Pdi,bersama rombongan, dalam rangka silaturahmi dan sekaligus menyampaikan rencana kegiatan FUIB untuk menggelar nonton bareng film dokumenter G-30/PKI di lima titik seputaran Kota Makassar.
Selanjutnya dikatakan bahwa hal ini salah satu bentuk untuk mengangkat sebuah tema "Penguatan sejarah kelam bagi generasi bangsa dan untuk memperkokoh persatuan dan keutuhan NKRI".
Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Agus SB,pada kesempatan tersebut mengapresiasi kepada FUIB, atas rencana kegiatannya untuk menggelar nonton bareng tersebut.
Lebih lanjut diungkapkan bahwa hal inikan bertujuan untuk mengingatkan dan meneruskan sejarah kepada seluruh bangsa Indonesia.
Dia juga mengatakan bahwa ini bukan untuk mendiskreditkan atau menyalahkan salah satu pihak,tetapi untuk memberikan gambaran peristiwa kelam yang pernah terjadi dimasa lalu,agar tidak terulang lagi dimasa sekarang dan yang akan datang,katanya (*).