Nasional Pallawa Fishing 2017 di Mako Polair.
SpiritNews.com.- Kapolda Sulsel Irjen Pol. Muktiono secara resmi membuka Turnamen Mancing Nasional “Pallawa Fishing 2017” di Mako Polair Polda Sulsel, Sabtu (6/5/17) 19.30 Wita. Kegiatan tersebut dalam rangka menyambut HUT Bhayangkara ke 71.
Acara dihadiri langsung oleh Mantan Wakapolri, Komjen Pol. (Purn) Yusuf Manggabarani, Dudit Widodo host dan produser Mancing Mania Trans 7. Tujuan acara ini untuk mengajak para nelayan tidak menangkap ikan dengan bom/bius sehingga dapat merusak kehidupan biota laut.
Irjen Pol Muktiono dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kejuaraan mancing ini merupakan suatu wahana untuk mempererat rasa persahabatan dan persaudaraan serta persatuan antara rekan sesama Polri, masyarakat dan instansi pemerintah lainnya guna menciptakan mitra Polri yang baik.
Kegiatan bergengsi tersebut menghadirkan pemancing handal dari tim Mancing Mania Trans 7 dan tim Pancing dari daerah lain yaitu Kupang, Kendari hingga Papua turut hadir.
Kapolda Sulsel turut merasakan sensasi strike memancing diperairan Sulawesi bersama tim Mancing Mania. “Spot ikan dan biota lautnya disini masih terjaga jenderal, terbukti ikan-ikannya masih terlihat via GPS kami,” ujar Dudit.
Turnamen tersebut berakhir pada Minggu (7/5) pukul 15.00 Wita, disertakan penimbangan ikan hasil pancingan, hasil tangkapan yang paling berat akan membawa pulang hadiah utama sepeda motor dan sejumlah uang tunai.
Seperti yang disebutkan Kapolda Sulsel bahwa tujuan dari acara ini untuk mengajak para nelayan tidak menangkap ikan dengan bom/bius sehingga dapat merusak kehidupan biota laut.
Acara dihadiri langsung oleh Mantan Wakapolri, Komjen Pol. (Purn) Yusuf Manggabarani, Dudit Widodo host dan produser Mancing Mania Trans 7. Tujuan acara ini untuk mengajak para nelayan tidak menangkap ikan dengan bom/bius sehingga dapat merusak kehidupan biota laut.
Irjen Pol Muktiono dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kejuaraan mancing ini merupakan suatu wahana untuk mempererat rasa persahabatan dan persaudaraan serta persatuan antara rekan sesama Polri, masyarakat dan instansi pemerintah lainnya guna menciptakan mitra Polri yang baik.
Kegiatan bergengsi tersebut menghadirkan pemancing handal dari tim Mancing Mania Trans 7 dan tim Pancing dari daerah lain yaitu Kupang, Kendari hingga Papua turut hadir.
Kapolda Sulsel turut merasakan sensasi strike memancing diperairan Sulawesi bersama tim Mancing Mania. “Spot ikan dan biota lautnya disini masih terjaga jenderal, terbukti ikan-ikannya masih terlihat via GPS kami,” ujar Dudit.
Turnamen tersebut berakhir pada Minggu (7/5) pukul 15.00 Wita, disertakan penimbangan ikan hasil pancingan, hasil tangkapan yang paling berat akan membawa pulang hadiah utama sepeda motor dan sejumlah uang tunai.
Seperti yang disebutkan Kapolda Sulsel bahwa tujuan dari acara ini untuk mengajak para nelayan tidak menangkap ikan dengan bom/bius sehingga dapat merusak kehidupan biota laut.
Larangan penggunaan bom ikan disebutkan dalam Pasal 85 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.
Menurut UU tersebut, seorang pengguna bom ikan dapat diancam dengan pidana penjara 5 tahun dan denda maksimal Rp2 miliar.
Penggunaan bom dan racun untuk menangkap ikan laut selain mengancam nyawa manusia, juga menyebabkan kerusakan terumbu karang, mendatangkan kerugian lingkungan hidup yang lebih besar dibandingkan dampak illegal logging (pembalakan liar hutan).
"Bom dan racun untuk penangkapan ikan komersial sangat merusak kegiatan mahluk hidup di dasar laut," kata Peneliti Kelautan dan Perikanan dari Program Pasca Sarjana Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPIK) Universitas Bung Hatta, Indrawadi beberapa waktu lalu.
Laporan jurnal ilmu pengetahuan konservasi biologi (The Scientific Journal Conservation Biology), memperingatkan struktur kehidupan dasar laut bisa rusak melebihi kerusakan hutan di darat.Indrawadi menyebutkan, dasar laut merupakan suatu ekosistem kompleks yang menyediakan hewan-hewan atau habitat dan makanan pokok untuk terus bereproduksi dan tumbuhnya ikan serta kehidupan laut lainnya.
Menurut dia, pengeboman di laut telah merusak struktur dasar laut yang membutuhkan beberapa dekade atau abad untuk memulihkannya kembali. Setiap pengeboman bunga karang, remis atau kepiting, rumah-rumah cacing laut dan binatang-binatang air yang berkulit keras, akan rusak bahkan sekarang telah hampir punah seluruhnya.
Ia menambahkan, tidak ada satu pun mahkluk di laut yang tidak terkena dampak fisik pengeboman dasar laut.Ketika struktur dasar laut seperti bunga karang dan terumbu karang musnah maka ikan, kepiting, bintang laut, cacing-cacing dan seluruh habitatnya akan hilang dan mati.
Pada kesempatan tersebut Irjen Pol Muktiono menegaskan bahwa kali ini kami akan memulai musnahnya keanekaragaman habitat dasar laut telah menjadi alasan kuat banyak jumlah dan jenis ikan berkurang di lautan dunia.
Indrawadi menyebutkan, dasar laut merupakan suatu ekosistem kompleks yang menyediakan hewan-hewan atau habitat dan makanan pokok untuk terus bereproduksi dan tumbuhnya ikan serta kehidupan laut lainnya.
Lanjutnya menuturkan bahwa pengeboman di laut telah merusak struktur dasar laut yang membutuhkan beberapa dekade atau abad untuk memulihkannya kembali. (rs) Sumber berita Humas Polda Sulsel.