Photo,Mayjen TNI Agus Surya Bakti,Pangdam XIV/Hasanuddin dan
Nyonya
Bella Sapira Agus SB,Bersama Bpati Gowa Adnan Purichta IYL,
Saat berziarah di makam Raja Goowa ke 16 Sultan
Hasanuddin.
SpiritNews.com.- Marwah Sultan Hasanuddin Meresap dalam diri prajurit dibuktikan dengan melakukan ziarah ke makam Raja Gowa ke 16 Sultan Hasanuddin, akan mengingatkan kembali kepada kita tentang nilai-nilai kepahlawanan berupa jiwa kesatria, semangat juang, patriotism.
Selain itu,menurut Mayjen TNI Agus SB,menuturkan kalau Sultan Hasanuddin itu adalah pantang menyerah serta rela berkorban yang ditunjukkan pahlawan nasional yang bergelar Ayam Jantan dari Timur tersebut " ungkap Pangdam XIV Hasanuddin,ketika memimpin ziarah rombongan para pejabat Kodam Hasanuddin beserta Ibu Persit KCK,Sungguminasa Pada Tanggal 21/4/2017.
Lebih lanjut Pangdam, " dengan menghayati nilai-nilai kepahlawanan itu, para prajurit semakin meningkat motivasinya dan memiki mental yang kuat atau kehormadalam menghadapi berbagai macan permasalahab tugas.
Terlebih pada saat ini ketika Kodam VII/Wirabuana telah berganti nama menjadi Kodam XIV/Hasanuddin, membawa marwah bahwa prajurit Hasanuddin adalah tentara sejati yang berjuang bersama rakyat mempertahankan kedaulatan negara, termasuk untuk melawan ketidaksejahteraan dan ketidakamanan ".
Juru kunci makam Syahrul menjelaskan bahwa Sultan Hasanuddin lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 – meninggal di Gowa, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun, terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape.
Diungkapkan Agus juga bahwa ia juga merupakan putera I Manuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikulsaid,Raja Gowa ke-15. Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah. Kerajaan Gowa dan Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.
Setelah menaiki Tahta sebagai Sultan, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Osten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan/Jago dari Timur. Ia dimakamkan di Katangka, Kabupaten Gowa. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973.(*) Sumber berita Pendam XIV/Hasanuddin.