Photo,Kasdam VII/Wirabuana Brigjen TNI Supartodi,
Dirjen Pertanian serta pejabat utama Kodam.
SpiritNews.com.- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian tetap menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam hal ini Zeni TNI AD untuk menyukseskan Program Cetak Sawah di tahun 2017 yang dilaksakan di 3 (tiga) provinsi yaitu Sulsel, Sulbar dan Sulteng dengan 12 kabupaten,pencapaian target 4.880 Ha, di mana terbesar berada di kabupaten Bone seluas 1000 Ha.
Sementara didalam perjanjian kerjasama kegiatan perluasan sawah antara TNI Angkatan Darat dengan Kementerian Pertanian yang baru tersebut,jajaran TNI AD sanggup mencetak sawah-sawah baru.
Maka dari itulah yang jadikan panduan utama para prajurit TNI-AD,betul betul menjadi pendamping para petani dalam menjamin upaya-upaya terwujudnya swasembada pangan tersebut, Senin (9/01).
Pekerjaan yang dilalukan berkaitan dengan Program Cetak Sawah di tahun 2017, diantaranya adalah Land Clearing, Land Leveling, Pembuatan Pematang/galengan sawah/batas petak sawah, Pembuatan jaringan irigasi tersier & saluran drainase, Pengolahan lahan untuk ditanam dan Pembuatan as built drawing.
Adapun Kegiatan administrasi yang perlu di pedomani dalam program cetak sawah tahun 2017 ialah MoU antara Menteri Pertanian dengan KASAD, Surat Dirjen PSP ke KASAD, Surat KASAD ke Dirjen PSP tentang penunjukan Kagiat (Dirziad/Kasdam), PKS Direktur PPL dengan Kagiat (Dirziad/Kasdam), Surat penawaran dari PPK ke Kalakgiat, Jawaban kesanggupan dari Kalakgiat, Analisis dan negosiasi penawaran, Kontrak PPK dengan Kalakgiat, SPMJK dan Uang muka (Dipertanggung jawabkan berdasarkan Prestasi Kerja).
Kepada para Stake holders yang terlibat dalam program cetak sawah, Kasdam Wirabuana Brigjen TNI Supartodi menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kehadiran Gubernur, Walikota, Bupati sampai dengan Danrem, Dandim dan unsur Babinsa.
Selain itu Kasdam juga menuturkan bahwa itu semua yang telah kita lakukan selama ini, telah mendapat pujian dan aprisiasi dari Bapak Presiden atas peningkatan produksi padi yang cukup berarti, sehingga pada tahun 2016 NKRI tidak mengimpor beras lagi ucap Kasdam.
Lebih jauh disampaikan Brigjen Supartodi bahwa cukup membanggakan kita semua, mengingat Propinsi Sulawesi Selatan merupakan pemasok beras paling besar nomor 2 (dua) di Indonesia,yang jelas Sektor Pertanian merupakan salah satu alat rakyat untuk meningkatkan kesejahteraannya,ungkapnya.
Sementara menurut Kapendam VII/Wrb Kolonel Alamsayah,menambahkan bahwa selama padi/pangan tidak dapat memenuhi kebutuhan rakyat, negara akan hancur,tambahnya.
Namun kita juga harus tahu ciri-cirinya yang sudah sering kita lihat bersama, jika disuatu daerah pangannya rendah, maka banyak kriminalitas,maupun pelanggaran hukum dan sebagainya dan sebaliknya,kalau pangan terpenuhi pasti kriminal turun,terangnya.(Pendam-SpiritNews).