Foto, Wakil Bupati Maros HA Harmil Mattotorang,
Menerima penghargaan Cagar Budaya Pada Hari Senin lalu
diacara Archaeological Partnerships Expose (APEx) di Kabupaten Soppeng.
Sementara penghargaan ini merupakan apresiasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional atas upaya Pemkab Maros dalam pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya sebagai potensi ekonomi.
Selain itu,disamapaikan bahwa penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Made Geria kepada Bupati Maros HM Hatta Rahman yang diwakili oleh Wakil Bupati Maros HA Harmil Mattotorang, Senin lalu.
Menurut Kepala Balai Arkeologi Sulawesi Selatan M Irfan Mahmud saat penyerahan penghargaan tersebut mengatakan, Maros adalah salah satu kabupaten dan kota di Sulsel yang kaya akan potensi peninggalan cagar budaya dan bereputasi dunia. Cagar budaya tersebut sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Selama ini Pemkab Maros sangat peduli dalam pelestarian cagar budaya.
Pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Maros Rahmat Burhanuddin mengatakan, setiap tiap tahun Pemkab Maros menganggarkan kegiatan perlindungan situs purbakala, sosialisasi cagar budaya, pembentukan tim registrasi cagar budaya, pembentukan tim ahli cagar budaya dan pendirian museum daerah.
Diungkapkan pula bahwa hal itulah yang diapresiasi oleh pihak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional,ungkapnya Rabu lalu.
Ditambahkannya, yang paling membanggakan adalah Maros memiliki situs Leang Timpuseng yang di dalamnya terdapat lukisan stensil tangan tertua di dunia dengan usia sekira 39.900 tahun. Usia lukisan stensil tangan tersebut lebih tua dari lukisan sama yang dianggap sebagai yang tertua sebelumnya, yaitu stensil tangan berusia 37.300 tahun di El Castillo Spanyol.
Lebih lanjut disamapaikan bahwa APEx atau pagelaran kemitraan arkeologi diinisiasi oleh Balai Arkeologi Sulawesi Selatan yang berlansung pada 26-29 September yang diselenggarakan di Kabupaten Soppeng. (*).