Foto,Bu Murni dan Putranya Udin, Warga Dusun Ulurea,
Desa Lengkong, Kecamatan Bua,Kabupaten. Luwu.
Sementara seorang Ibu rumah tangga yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan tersebut tinggal disebuah rumah ukuran 4 M X 6 M dengan kondisi memprihatinkan,menyampaikan ucapan terima kasih Pak Tentaraku,kini rumah kami jadi bagus dan baru karena Tentaraku,ucapkan bu Murni (53 th) dengan mata berkaca-kaca haru bahagia.
Berdasarkan pemantauan awak media ini,dari tampilan fisik bangunan,rumah tersebut tidak layak huni, seperti kandang ayam. Atapnya dari daun rumbia yang sudah mengering, dindingnya terbuat dari papan berbagai kayu campuran dan sudah mulai lapuk.
Selanjutnya lantai rumah diperkeras dengan semen meski tipis,hanya TV rusak menjadi benda berharganya di rumah itu,hanya ada satu kamar untuk tidur bersama dengan beralaskan kain bekas dan lusuh,tak ada kasur atau ranjang,agar tidak digigit nyamuk, mereka memakai kelambu.
Selain itu,terlihat di ruang tengah, ada dua kursi plastik dan meja terbuat dari papan yang terlihat kasar. Tak ada satupun lemari terlihat di rumah tersebut.
Sambung diungkapkan bahwa Bu Murni menghabiskan waktu istirahatnya di rumah tersebut dengan kelima orang anaknya, wanita yang mencari nafkah dengan membantu pekerjaan rumah tangga tetangga ataupun buruh tani ini menghidupi lima orang anaknya.
Dia juga mengungkapkan bahwa suaminya, (Kamaruddin) sudah lama pergi meninggalkan kami sekitar 11 tahun yang lalu karena terpikat wanita lain dan anak pertama kami bernama Udding, 25 tahun,anak sulungnya ini hanya menempuh pendidikan sampai kelas 6 Sekolah Dasar (SD).
Saat ini, Udding menjadi buruh kayu. Anak kedua bernama Anni, 20 tahun. Untuk membantu keuangan keluarganya, Anni menjadi pelayan disalah satu toko di Kota Palopo.
Karena terkendala ekonomi, Anni hanya menempuh pendidikan sampai SMP. Itupun tidak tamat. Sedangkan anak bungsunya bernama Mimin yang saat ini berusia 16 tahun.
Mimin gadis yang tidak sempurna fisik terlahir dalam kondisi normal, sehat hingga menginjak balita menderita sakit cacar atau sarampak yang menyerang bagian mata.
Karena parahnya sampai bola matanya mau keluar dan pihak rumah sakit menyerah sehingga penyakit Mimin sembuh dengan obat tradisional. Namun demikian kondisi fisik Mimin tidak sempurna sehingga yang bersangkutan merasa rendah diri dan tidak mau sekolah atau bergaul dengan teman-teman sebayanya.
Kini mereka bisa menikmati tinggal di rumah yang layak huni. Rumah mereka saat ini berukuran 5 M X 10 M, dibangun dengan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yakni salah satu wujud operasi bhakti TNI yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan departemen lembaga pemerintah non departemen dan pemerintah daerah serta komponen bangsa lainnya.
Pelaksanaannya secara terintegrasi bersama masyarakat guna meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan, khususnya daerah yang tergolong tertinggal, terisolasi, perbatasan dan daerah kumuh perkotaan. Program TMMD merupakan kelanjutan dari program ABRI Masuk Desa (AMD) yang dimulai sejak tahun 1980.
Selain bedah rumah, sasaran TMMD antara lain yaitu pelebaran dan pengerasan jalan, pengecoran jalan, rehab jembatan kayu dan duekker, pemasangan gorong gorong, maupun perbaikan jamban warga.
Warga desa yang kedatangan pasukan baju loreng untuk karya bakti pun merasa senang.
Semua menyambut haru dan bahagia,kamipun langsung berdoa,agar bapak-bapak Tentara yang mengerjakan rumah kami diberikan kebaikan dan umur panjang,ujar Bu Murni sambil meneteskan air mata bahagianya, (Pendam VII/Wrb-SpiritNews).
