Foto,Kapolri
Komjen Pol. Tito Karnavian,didampingi Kapolda Sulsel Irjen Pol DR.H.Anton
Charliyan,di
Gedung Nusantara II,di Jakarta,Pada Hari Kamis (23/6/2016).
Jakarta,SpiritNews.com.-Calon Kapolri Komjen
Pol Tito Karnavian bersama Kapolda Sulsel,Irjen Pol DR.H.Anton Charliyan,saat
memberikan keterangan Pers sehubungan dengan dugaan teroris ditegaskan bahwa
dengan adanya terduga teroris tewas di tangan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti
Teror,saat akan ditangkap,dan saat ini masih ada sekitar 900 terduga teroris
lain berkeliaran.
Dikatakan bahwa kengapa ada 122 (terduga teroris),tertembak karena taktik
di lapangan saat yang bersangkutan mau ditangkap, karena mereka membahayakan
petugas dan masyarakat umum," katanya di Gedung Nusantara II, Jakarta,
Kamis (23/6/2016).
Penegasan ini disampaikan Komjen Pol Tito Karnavian,saat menjawab
pertanyaan anggota Komisi III DPR RI terkait isu yang menyebutkan dirinya
melanggar hak asasi manusia selama dirinya menjadi anggota maupun Kepala Densus
88 Antiteror Mabes Polri.
Dia menjelaskan kejadian bom di Jalan Thamrin Jakarta, para pelaku
menembaki personel polisi dan masyarakat sehingga kondisinya membahayakan.
Tito mengatakan sebanyak 121 terduga teroris di lapangan ketika ingin
ditangkap melakukan perlawanan dan siap menyerang menggunakan senjata,sebanyak
900 lebih terduga teroris masih hidup dan 26 Polisi meninggal dan sekitar 1.000
masyarakat meninggal," ujarnya.
Sementara menurut Komjen Pol Tito Karnavian,jangan mengeneralisir bahwa
Polri menerapkan model strategi perang dalam pemberantasan terorisme,tuturnya.
Selain itu Tito menjelaskan Polri mengontrol secara ketat para
anggotanyanya khususnya yang ada di Densus 88 sehingga mekanismenya harus kuat
karena saat ini ada Propam, Irwasum, Kompolnas, dan Komisi III DPR sehingga
tinggal mengintensifkannya.
Sambungnya dijelaskan bahwa kalau ada terduga teroris yang meninggal,
anggota langsung diperiksa di Polri saat ini jauh lebih terbuka karena tiap
unit berkompetisi sehingga biarkan Propam yang memeriksa,tandasnya.
Tito menambahkan dirinya telah bekerja sama dengan pemerintah dan Komnas
HAM untuk memberikan pelatihan kepada anggota Densus 88 agar memahami prinsip
menghormati HAM,tambahnya.(SpiritNews).Sumber
berita Tribratamakassarnews.com.