Foto,Kondisi Jalanan Hasil pekerjaan PUD Kab.Takalar.
SpiritNews.- Sejumlah proyek di Dinas
Pekerjaan Umum Daerah di Bidang Bina Marga, Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan,bagaikan jalan tak terujung, pasalnya ada pengerjaan proyek
pada tahun 2016 yang tidak jelas sumber dananya dari mana dan berapa besar
anggarannya, karena pada kegiatan tersebut tidak memiliki papan proyek.
Seperti pada
pengerjaan lapen yang terletak di Dusun Matteke,Desa Bontomanai, Kecamatan
Mangarabombang,terkesan proyek tersebut di sembunyikan oleh oknum Dinas PUD dan
dikerja asal jadi.
LebihIronisnya
lagi, pengerjaan lapen tersebut dikerjakan pada bulan maret 2016 lalu, sementara
selain dari pekerjaan lapen tersebut belum ada proyek yang
jalan di PUD Takalar bidang Bina Marga kalau anggaran tahun 2016, ini
berdasarkan hasil temuan dilapangan oleh tim koran spirit news dan online-spirit.com.
Kuat dugaan
pihak pelaksana tidak mengutamakan kwalitas pekerjaannya karena bisa saja
ada kongkalikong antara pihak pelaksana dengan salah satu pejabat di Dinas PUD.
Karena pada proses pengerjaan itu terkesan asal jadi dan kuat dugaan salahi RAB. Seperti pada lapisan pondasi bawah (LPB) dan lapisan pondasi atas (LPA) hanya menggunakan batu pecah ukuran 2/3 dan 1/2, seharusnya kalau pekerjaan lapen biasanya menggunakan batuh pecah ukuran 3/5.
Menurut
pengakuan Dg.Ngitung,warga Dusun Matteke,Desa Bontomanai, mengatakan pada
proses pengerjaannya sampai selesai Dg.Nojeng heran karena hanya satu kali
disiram aspal ,biasanya saya lihat kalau pengerjaan lapen itu sampai tiga kali
dilakukan penyiraman dan Jumlah aspal yang di gunakan hanya 6 drum, dengan
volume kurang lebih 300 meter,tanpa dipadatkan dengan menggunakan mesin alat
berat (walas).
Lanjutnya
menjelaskan bahwa kami lihat sebelum diaspal hanya memakai Grader, setelah itu
langsung dikasi batu alam, ungkap dg.ngitung bersama warga saat dikonfirmasi di
kediamannya.
Selain dari
itu, pada tahun 2015 ada pengerjaan betonisasi di Desa Topejawa Kecamatan
Mangarabombang, dengan anggaran kurang lebih 4 milyar, hanya sangat disayangkan
oleh pihak pelaksana karena sampai sekarang belum selesai 100% pada
pengerjaan bahu jalan dan tidak jelas berapa volume talud dan bahu.
Dampak pada
pengerjaan betonisasi tersebut, sudah banyak korban bagi pengendara kendaraan
bermotor yang melintas di Desa Topejawa, pasalnya pada bibir betonisasi itu
belum rampung 100% di timbuni,.
Dikeluhkannya,"saya
selaku pengendara kendaraan bermotor sangat dirugikan dengan adanya pengerjaan
betonisasi yang sampai sekarang belum rampung 100% pada pengerjaan bahu jalan
itu", ungkap Dg.Puppa warga Topejawa.
Bukan hanya itu
di Dinas Pekerjaan Umum Daerah (PUD) Bidang Bina Marga setiap tahunnya
mengelolah anggaran pemeliharaan jalan dan jembatan, seperti pada tahun 2014
anggaran pemeliharaan jalan dan jembatan kurang lebih 800 juta, begitu juga
pada tahun 2015 anggarannya kurang lebih 1 milyar.
Namun pihak
yang dipercayakan sebagai pelaksana, sepertinya tidak maksimal melaksanakan
pemeliharaan jalan dan jembatan, "Jangan jangan masuk kantong red".
Pasalnya masih
banyak jalanan dan jembatan di kabupaten takalar yang tidak pernah tersentuh
dari pemeliharaan, seperti di jalan penghubung antara pangkarode ke bulukunyi
dan jalan penghubung malolo ke ko'mara, di lingkungan bontorappo, di Dusun
la'nyara Desa Moncongkomba dll.
Padahal kalau
kita melihat anggaran untuk pemeliharaan jalan dan jembatan cukup tinggi, hanya
sangat di sayangkan pihak pelaksana (swakelolah) di Dinas PUD, bidang Bina
Marga kabupaten takalar diduga tidak menggunakannya.
Kabid Bina
Marga Iskandar saat berusaha di konfirmasi di ruang kerjanya, tidak berhasil,
bahkan awak media ini beberapa kali menghubungi via ponsel dan
pesan singkat pun tidak dibalas pak kabid lagi keluar, ungkap salah satu
pegawai di Dinas PUD bidang Bina Marga,
(Tiro).