Foto,Kepala Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) Harry Azhar
SpiritNews.com.- Ketua BPK,Harry Azhar Aziz
dikritik terkait kasus RS Sumber Waras.pasalnya,dalam wawancara di sebuah
stasiun televisi Kamis 14 April 2016, Ketua BPK,menyatakan bahwa pembayaran
lahan RS Sumber Waras dari Pemprov DKI ke Yayasan Sumber Waras sebesar Rp 750
Miliar dilakukan secara tunai (cash).
pada malam
tahun baru,berikut kutipannya "Ini mau tahun baru tiba-tiba ada pembayaran
tunai, ada apa ini?".
Seorang
pendukung Ahok (Ahokers) Nong Darol Mahmada mengatakan sebelum lebih jauh cek
data dan dokumen maka akal sehat pasti bertanya-tanya.
Lanjut
dikatakannya "Masuk akalkah uang sebesar Rp 750 Miliar dibayar tunai ?"
ujar Nong Darol dalam keterangannya di Jakarta, Pada Hari Jumat (15/4/2016).
Selain itu,Nong
Darol memberi argumentasi. Menurut dia, uang tunai Rp 750 miliar dalam
bentuk pecahan 100 ribu, beratnya akan mencapai 7,5 ton.
Namun belum
termasuk bungkus dan brankas-nya. Bagaimana pengirimannya, pengamananya dan
penggudangannya?" kata aktivis perempuan dan aktivis kebebesan beragama
ini.
Nong Darol
memberi argumentasi. Menurut dia, uang tunai Rp 750 miliar dalam bentuk
pecahan 100 ribu, beratnya akan mencapai 7,5 ton.
"Belum
termasuk bungkus dan brankas-nya. Bagaimana pengirimannya, pengamananya dan
penggudangannya?" kata aktivis perempuan dan aktivis kebebesan beragama
ini.
Lanjut Nong,
menghitung uang tunai Rp 750 Miliar yang setara 75.000 gepok, bila rata-rata
butuh waktu 15 detik per gepok, akan menghabiskan waktu sekitar 13 hari
non-stop.
"Lalu
dari mana bisa ngambil uang tunai Rp 750 Miliar? Cuma bisa dari Bank Indonesia,"
kata Nong. Dan yang pasti, menurut dia, akan menjadi pertanyaan BI, untuk
apa uang dalam volume sebesar itu.
Lebih jauh
Nong mengatakan dari data dokumen, pembayarannya memang pakai cek nomor CK 493387
perpindahan antar rekening di Bank DKI. Tanggal deposit ceknya 30 Desember 2014
dan masuk rekening RS Sumber Waras tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp
717.905.072.500 Miliar.
Bersama itu
pula, kata Nong, dibayarkan untuk pajak dengan cek no CK 493388 sebesar Rp.
37.784.477.500.
"Tapi
Ketua BPK,bilang setoran uang tunai berlangsung pada malam hari 31 Desember 2014,"
kata dia.
Karena itu Nong menyebut Ketua BPK,telah melakukan "kebohongan publik" dalam dua hal :
Karena itu Nong menyebut Ketua BPK,telah melakukan "kebohongan publik" dalam dua hal :
Pertama,
menurut Nong, Ketua BPK menyatakan pembayaran Rp750 Miliar dengan tunai yang
bertentangan dengan akal sehat dan dokumen yang ada.
"Dan
kedua dia menyatakan tanggal pembayaran pada malam hari menjelang tahun baru
(31 Desember) yang benar tanggal 30 Desember 2014," kata Nong.
Menurut Nong,
hal ini membuktikan kredibilitas, integritas dan marwah BPK semakin terpuruk
karena ketuanya masuk dalam Skandal Panama Papers, melakukan kebohongan publik,
juga hasil audit BPK atas pembelian lahan RS Sumber Waras bertentangan dengan
dokumen-dokumen yang ada.
"Publik
pun bertanya-tanya, ada apa dengan BPK,khususnya Ketua BPK-nya? Apakah mau
menggunakan isu RS Sumber Waras untuk menutupi skandal pribadinya?" ujar
Nong Darol..(*).Sumber berita Tribun
Lampung.