Kasdam VII/Wrb
Brigjen TNI Supartodi mengalungkan medali
kepada salah satu prajurit siswa
terbaik pada upacara
penutupan Dikmata TNI-AD Gelombang II Tahap I Tahun
Anggaran 2015, di lapangan Hitam Rindam VII/Wrb.
SpiritNews.- Dikatakan pangdam
VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti dalam sambutan tertulisnya yang
dibacakan oleh Kasdam VII/Wrb Brigjen TNI Supartodi pada upacara penutupan
Dikmata TNI-AD Gelombang II Tahap I Tahun Anggaran 2015, di Lap. Hitam Rindam
VII/Wrb dan Lap. Secata Bitung. Selasa lalu.
Pelaksanaan
upacara ini, kata Agus merupakan prosesi pelantikan bagi para Tamtama baru
sekaligus menjadi tanda berakhirnya Dikmata Tahap I, serta sebagai bentuk
simbol keberhasilan para prajurit siswa untuk memperoleh status sebagai Tamtama
TNI Angkatan Darat.
Berbagai
pengetahuan, keterampilan militer dasar, serta kemampuan fisik dan mental yang
telah dilatihkan selama proses pendidikan, tentunya telah merubah sikap mental
dan perilaku kalian menjadi seorang prajurit TNI Angkatan Darat.
Kebanggaan
untuk meraih predikat sebagai prajurit tidak hanya didasarkan pada uniform
(seragam) yang dipakai dan pangkat yang disandang, akan tetapi kebanggaan itu
harus disertai dengan kemampuan melaksanakan tugas dengan baik dan benar.
Untuk
melengkapi kemampuan yang diharapkan tersebut, maka kalian masih perlu
menjalani berbagai pendidikan lanjutan termasuk pendidikan
kecabangan guna memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan.
Harap Agus,
tekad dan semangat yang telah ditunjukkan selama mengikuti pendidikan
dapat dijadikan bekal dan sumber motivasi dalam menjalankan tugas sebagai
seorang prajurit TNI Angkatan Darat.
Prajurit TNI
AD akan selalu dekat dengan rakyat, mengharuskan setiap prajurit untuk
memelihara kedisiplinan, agar terhindar dari perilaku maupun tindakan yang
merugikan atau menyakiti hati rakyat, sehingga citra TNI AD yang kita
banggakan, tetap terjaga di tengah-tengah masyarakat.
Saya ingin
menekankan kembali, bahwa eksistensi seorang prajurit TNI AD, sebagaimana
pernah diucapkan oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman dalam maklumatnya yaitu “Tentara bukan merupakan suatu golongan diluar
masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat, tentara tidak
lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban
tertentu. Kita masuk dalam tentara karena keinsyafan jiwa, dan kesediaan
berkorban bagi bangsa dan negara”.
Dari cuplikan
instruksi dan amanat tersebut dapat dipahami secara jelas dan tegas bahwa
pemikiran-pemikiran cemerlang Panglima Besar Jenderal Sudirman menjangkau
kepentingan jauh kedepan dan tetap relevan dengan kebutuhan kita saat
ini, juga untuk masa yang akan datang, karena disitulah terletak dasar-dasar
Tentara Nasional Indonesia yang sesungguhnya.
Saya yakin,
kalian mampu memedomani hal tersebut dan menjadi prajurit yang bermoral,
profesional dan berani. Inilah sosok prajurit TNI yang diinginkan dan diidamkan
oleh seluruh rakyat negeri ini. Prajurit-prajurit yang profesional dan
berdisiplin, berarti prjurit yang menghindari perbuatan tercela,menjauhi
tindakan yang dapat merugikan atau menyakiti hati rakyat. Sekaligus menghayati
dan memegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI, serta mentaati
segala aturan hukum dan HAM.
Seusai upacara
penutupan, para prajurit Tamtama yang baru saja dilantik menunjukkan
kemampuannya melalui demonstrasi bongkar pasang senjata dengan mata tertutup,
kolone senapan, beladiri militer (BDM) dengan menggunakan Doble stik dan
serangan regu.
“Mulai sekarang para parajurit sudah menjadi
anak negara jadi biarkan anak ibu dan bapak berdinas sesuai penempatan yang
ditempatkan oleh negara tidak usah sibuk urus sana sini masalah penempatan”.
Kata Kasdam seusai upacara pelantikan.(Pendam VII/Wrb-SpiritNews).