-->

SPIRITNEWS BERITANYA: LUGAS, JUJUR DAN DAPAT DIPERCAYA

**** SPIRITNEWS "AYO KITA MEMILIH PEMIMPIN YANG PEDULI KEPENTINGAN RAKYAT DAN YANG MENGUTAMAKAN KEBUTUHAN RAKYAT , " ****
Kapolsek Tondong Tallassa Tunggu,Fatwah MUI Soal Tarekat Tak Lazim
Kapolsek Tondong Tallassa Tunggu,Fatwah MUI Soal Tarekat Tak Lazim

Kapolsek Tondong Tallassa Tunggu,Fatwah MUI Soal Tarekat Tak Lazim





SpiritNews.com.-Kepolisian Sektor (Polsek) Kecamatan Tondong Tallasa menunggu keputusan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pangkep terkait adanya kegiatan keagamaan yang tak lazim dilaksanakan di ajaran islam apakah termasuk aliran sesat atau tidak

Tarekat yang sempat meresahkan warga desa Bantimurung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) yang dilaksanakan oleh 20 orang pengikut yang menamakan diri kelompok tarekat Jami-ah Tak Kalawatiyah (Jatiyah).

Hal ini diungkapkan Kapolsek Tondong Tallasa Pangkep AKP Aris Sumartono mengatakan pihakya saat ini berupaya menenangkan warga setempat untuk menjaga kantibmas sambil menunggu keputusan dari MUI Pangkep.

“Pemerintah dan MUI sudah turun tangan, kita menunggu saja hasil putusan dari MUI Kabupaten Pangkep terkait hasilnya sambil memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tetap tenang”

Sementara itu Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pangkep KH Abd Waqi Murtala menerangkan bahwa pihaknya saat ini masih mengkaji apakah tarekat tersebut tergolong sesat atau tidak.

"Laporan masyarakat terkait ketidaklaziman mereka (Tarekat Jatiyah) akan kami bicarakan intern dengan Bidang Penelitian dan Bidang Fatwa MUI Pangkep," ujar KH Abd Waqi Murtala saat ditemui di Kantor Kemenag Pangkep.

KH. Waqi Murtala,menambahkan kalau isu yang berkembang di masyarakat, tarekat ini menyimpang dari ajaran Islam ditondong dibantah keras oleh ketua dan wakil kelompok tarekat tersebut.saat diskusi dengan beberapa pihak terkait serta perwakilan kelompok tarekat tersebut pada diskusi yang digelar di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pangkep, Kamis (4/2/2016) pagi kemarin.

Sebelumnya dijelaskan bahwa tarekat tersebut dianggap tak lazim sebab kebiasaan mereka tak lazim dan diduga menyimpang dari ajaran Islam, misalnya, saat memandikan mayat mereka menghadap ke selatan, padahal menurut ajaran Islam menghadap ke kiblat

Sementara itu di kain kafan mayat ditulis kata ‘hua’ menggunakan spidol. Dalam bahasa Arab hua berarti dia, yang bagi kelompok ini bermakna ‘kita semua akan kembali kepada Allah SWT’. Kelompok ini juga yang mengkremasi mayat.

Jika membuat hajatan pada siang hari, mereka akan meminta izin untuk melaksanakan salat dhuhur lebih awal, yakni setelah melaksanakan salat subuh, sedangkan pada hari Raya Idul Fitri mereka pusatkan di Kabupaten Gowa.(Ss-rs).

Baca juga:

Admin
Fusce justo lacus, sagittis vel enim vitae, euismod adipiscing ligula. Maecenas cursus gravida quam a auctor. Etiam vestibulum nulla id diam consectetur condimentum.