-->

SPIRITNEWS BERITANYA: LUGAS, JUJUR DAN DAPAT DIPERCAYA

**** SPIRITNEWS "AYO KITA MEMILIH PEMIMPIN YANG PEDULI KEPENTINGAN RAKYAT DAN YANG MENGUTAMAKAN KEBUTUHAN RAKYAT , " ****
MUI Cabang Pangkep,Menelusuri Aktivitas Kebiasaan Warga Kampung Bung
MUI Cabang Pangkep,Menelusuri Aktivitas Kebiasaan Warga Kampung Bung

MUI Cabang Pangkep,Menelusuri Aktivitas Kebiasaan Warga Kampung Bung





Foto Warga Menujuh tempat acara keagamaan yang tak lasim,
bertempat di Kampung Bung,Desa  Bantimurung,Kec.Tondong Tallasa,
Kab.Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).Pada Hari Minggu (24/1/2016).



SpiritNews.com.- Setelah mendapat laporan warga tentang adanya aktivitas keagamaan yang tak lasim di Kampung Bung,Desa Bantimurung,Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep),Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Pangkep,menelusuri keberadaan kelompok agama yang diduga aliran sesat.

Hal ini di ungkapkan oleh Wakil Ketua MUI Kabupaten Pangkep, H.Sahabuddin (50),mengatakan bahwa keberadaan kelompok ini dilaporkan sejumlah masyarakat Pangkep,namun dia meminta warga tidak buru-buru menuding kelompok itu aliran sesat.

"Sementara kita telusuri dan kita pelajari kebiasaan kelompok itu,mereka juga berbentuk majelis dzikir dan kita belum bisa tentukan apakah ini aliran sesat atau sejenis tarekat.

Selain itu,dimohon semua element masyarakat agar bersabar sambil menunggu hasil penyelidikan MUI," tambah H Sahabuddin.

Informasi dihimpun awak media aktivitas kelompok ini kebiasaan mereka tak lazim dan diduga menyimpang dari ajaran Islam,misalnya,saat memandikan mayat mereka menghadap ke selatan,pada hal menurut ajaran Islam menghadap ke kiblat.

Sementara itu di kain kafan mayat ditulis kata ‘hua’ menggunakan spidol,dalam bahasa Arab hua berarti dia,yang bagi kelompok ini bermakna ‘kita semua akan kembali kepada Allah SWT’,kelompok ini juga yang mengkremasi mayat.

Jika membuat hajatan pada siang hari,mereka akan meminta izin untuk melaksanakan salat dhuhur lebih awal,yakni setelah melaksanakan salat subuh,sedangkan pada hari Raya Idul Fitri mereka pusatkan di Kabupaten Gowa.

Ciri-ciri pengikut kelompok ini,memakai Songkok Recca atau songkok khas Bugis,pengikut kelompok ini,rata-rata bekerja sebagai petani dan karyawan sebuah perusahaan swasta di Kabupaten Pangkep.

Camat Tondong Tallasa,Kabupaten Pangkep,Andi Irfan membenarkan jika ada warganya yang menganut tarekat yang tidak lazim di daerahnya.

Sementara itu,menurut Irfan,tarekat yang dimaksud masuk di Desa Bantimurung sejak pertengahan tahun 2015,“saya sudah kunjungi mereka untuk beritahu mereka kalau ajaran mereka itu tidak sama seperti umumnya kita umat muslim,Ini bukan aliran sesat, ajaran tarekat, tapi mereka melakukan hal yang tidak lazim,”ungkap Irfan, Minggu (24/1/2016).

Menurut Irfan Tarekat yang lazim di kalangan kaum muslimin adalah seperti tarekat Khalwatiyah,tarekat berkembang di Indonesia, berasal dari Mesir,nama tarekat ini diambil dari nama pendirinya,yakni, Syekh Muhammad Al-Khalwati.

Tarekat berasal dari bahasa Arab : Tariqah yang artinya, metode atau cara yang mengacu pada aliran kegamaan tasawuf atau sufisme dalam Islam.

Kepala Desa Bantimurung,Muhammad Thamrin Rahmat, membenarkan ciri-ciri ketidak laziman ajaran yang dianut sebagian warga Desa Bantimurung,Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep,Provinsi Sulsel

"Ajaran mereka memang tidak lazim,tapi mereka belum bisa dikategorikan aliran sesat tapi semacam tarekat,sekarang ini, saya sudah pegang bukti izin mereka dan mengamankannya,". terang Thamrin,Pada Hari Minggu (23/1/2016).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengikut ajaran semacam tarekat itu,hanya sebanyak 20 Orang saja dan hanya sebatas di lingkup keluarga mereka saja,ujarnya.(Ss-Rs).

Baca juga:

Admin
Fusce justo lacus, sagittis vel enim vitae, euismod adipiscing ligula. Maecenas cursus gravida quam a auctor. Etiam vestibulum nulla id diam consectetur condimentum.