SPIRITNews.Com.- Seorang warga
Kampung Manjelling Kelurahan Bone,Kecamatan Segeri,Kabupaten Pangkep, Barhamang
Taepe (40) tahun harus meregang nyawa karena melakukan perbuatan bunuh diri
dengan menggrok lehernya dengan sebuah pisau dapur,diduga karena mengalami
depresi berat. Rabu (4/11/2015).
Menurut
penuturan keluarga korban munir Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 6.00
wita. Saat itu Munir masih tertidur, tiba- tiba bangun lantaran mendengar suara
orang ngorok didekatnya.
Dan alangkah
kagetnya Saat Munir sudah melihat korban sudah dalam keadaan terkapar dan
bersimbah darah akibat leher yang sudah digoroknya, Munir pun panik dan berlari
keluar dari kamar dan memangil saudara iparnya, Sudirman dan menyampaikan bahwa
Burhamang telah memotong lehernya.
Sementara itu
keponakan korban, Risma (19) menuturkan, kejadian ini tak pernah diduga
sebelumnya. Pada pagi hari, ketika korban Barhamang bangun, ia terlihat
merenung dan sempat meminta dibuatkan segelas kopi.
Namun tak
disangka, korban lalu turun ke kolong rumah dan menggorok sendiri lehernya
dengan pisau dapur bergagang kayu yang sudah dia persiapkan sebelumnya.
“Sudah dua hari
ini pisau itu menghilang dari dapur. Nanti didapat waktu dia (korban) potong
lehernya,” kata Risma.
Risma
menuturkan, usai menggorok lehernya, korban tak langsung meninggal. Saat itu
keluarga korban yang lain sempat mencoba menyelamatkan, tapi korban yang
memegang pisau meronta dan kembali menggorok lehernya berkali-kali. Di depan
mata kerabatnya, korban sempat menarik-narik tenggorokannya sembari terus
meronta.
“Sempat dicegah
sama kakak laki-lakiku, tapi dia (korban) potong terus lehernya dan menarik
keluar tenggorokannya,” ujar Risma.
Ketika sudah
berhasil dikuasai, korban lalu dibawa ke puskesmas Segeri. Tapi karena
kehabisan darah, nyawa bapak empat anak ini tidak bisa diselamatkan.
Belum jelas
penyebab bunuh diri pria yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh tani ini.
Menurut Risma, pamannya tersebut depresi sejak pisah ranjang dengan istrinya.
Dia mengatakan, dalam beberpa hari terakhir, Barhamang terlihat lebih banyak
merenung.
“Ada persoalan
dengan istrinya. Itu yang membuatnya stress. Akhir-akhir ini, dia sering
melamun sendiri. Jarang bicara dan kelihatan sangat tertekan. Tapi kami tidak
sangka kalau dia mau bunuh diri seperti ini,” ujarnya.
Kapolres Pangkep, AKBP Moh Hidayat membenarkan kejadian ini menurutnya korban pertama kali dilihat oleh Munir yang juga merupakan keluarga korban, Munir berlari untuk melihat korban dan berusaha memegang tangan korban yang selalu menarik luka robek dilehernya," kata Hidayat.
Kapolres Pangkep, AKBP Moh Hidayat membenarkan kejadian ini menurutnya korban pertama kali dilihat oleh Munir yang juga merupakan keluarga korban, Munir berlari untuk melihat korban dan berusaha memegang tangan korban yang selalu menarik luka robek dilehernya," kata Hidayat.
Sekitar 30
menit kemudian, Babinkamtibmas Bone Bripka Muh Thamrin mendapat telepon dari
seorang warga, Ahmade dan menyampaikan tentang kejadian tersebut.
Thamrin
langsung menuju TKP dan mengecek kebenaran laporan tersebut, saat tiba dia
melihat korban bersibah darah dan menuju Puskesmas Segeri untuk mengambil mobil
ambulans.
"Setelah
ambulans tiba, korban dilarikan ke Puskesmas Segeri untuk mendapatkan
pertolongan medis. Namun sebelum masuk Puskesmas saat berada di depan puskesmas
korban meninggal dunia di mobil ambulans," katanya.
Tindakan yang
diambil Polres yakni mendatangi TKP, mengambil identitas korban dan saksi,
kemudian melakukan olah TKP yang dibantu Tim identifikasi Polres Pangkep.
Akibat kejadian
ini Korban meninggalkan seorang istri dan empat Orang anak dan mereka terlihat
sangat terpukul atas kejadian ini.
(Ss-Rs).