Foto : garis polisi terpasang didepan Kantor PT.Go-Jek
SPIRITNews.Com.- Didepan Kantor PT.Go-Jek,terbentang
garis polisi (Police line), sehubungan dengan terjadi penembakan sekitar pukul
13:00 wib,di Jakarta,Pada Hari Minggu tepatnya tanggal (1/11/2015),dan Polisi
memastikan benda yang ditemukan bukanlah proyektil peluru senjata api. (/Johan
Tallo).
Walaupun Go-Jek ini berbasis
digital,namun sistem Go-Jek masih tetap dapat dikelabui para driver atau pengemudinya,salah satu
ulah nakal pengemudi Go-Jek adalah dengan mengangkut penumpang fiktif hingga
istri jadi penumpang ujarnya.
Sementara ada juga istri
yang setiap pesan,selalu suaminya yang dapat,Go-Jek sedangkan sistemnya siapa
yang paling dekat dan paling cepat,Kan,enggak mungkin suaminya terus yang
paling cepat,ujar Vice Presiden Operasional PT Go-Jek Indonesia Tadeus Nugraha
di Kantor Go-Jek,Kemang Selatan,Jakarta Selatan, ungkapnya Pada Hari Senin lalu.
Dimana diungkapkan bahwa kalau ada istri driver yang pesan,dapatnya driver lain, ya driver lain itu yang harusnya antar,kata dia.
Namun yang sebenarnya,kata
Tadeus,manajemen Go-Jek tidak melarang keluarga atau saudara driver sebagai penumpang,asal
sesuai prosedur karena itu,pihak manajemen memberikan sanksi berupa saldo
nol kepada pengemudi nakal
pungkasnya.
Lanjut disampaikan bahwa
yang sebenarnya kalau memang benar terima orderan bisa disampaikan bukti-buktinya
ke kantor,tapi kalau memang terbukti yang kita berikan sanksi,jelasnya.
Selain itu,Tadeus menuturkan
bahwa pihak manajemen kini sudah memiliki tim investigasi untuk menyelidiki
para driver nakal,karena itu,mudah
sekali bagi pihak manajemen melihat dugaan curang para pengemudi,jelas Tadeus.
Sambungnya itukan bisa
ditandai bendera merah bagi driver yang ada
indikasi korupsi atau curang. Masak jarak dari satu order ke order lainnya
hanya beberapa detik atau dalam sehari bisa menyelesaikan order sampai 500
kilometer. Kan, itu enggak logis,ucap Tadeus.
Sementara sebanyak belasan driver berdemonstrasi di Kantor
PT Go-Jek Indonesia, tepatnya di Jalan Kemang Selatan No 99,Jakarta
Selatan,dimana mereka menduga kalau pihak manajemen memotong honor mereka Rp 40 ribu,untuk
atribut dan perlengkapan lainnya. (Rs)**Sumber berita Liputan6.com.