SPIRITnews.com.- David Sumual,Ekonomi Bank
Central Asia (BCA) mengatakan, penguatan tajam rupiah terhadap dolar AS saat
ini memang bisa menjadi berkah bagi pelaku pasar keuangan.
Semenatar dia menyebut, jika
ada investor yang masuk ke pasar modal Indonesia saat rupiah lemah, bisa
mendapat dua keuntungan sekaligus. Yakni, saat harga aset atau sahamnya naik
dan rupiah menguat. ''Untungnya bisa berlipat,'' ujarnya, kemarin.
Selain itu,lanjut David,penguatan
tajam rupiah saat ini juga memicu kekhawatiran, khususnya di sektor riil. Dia
menyebut, memang banyak pelaku usaha yang senang dengan penguatan rupiah,namun ketika
penguatannya terlalu tajam, bakal menyulitkan pelaku usaha dalam membuat
proyeksi bisnis.
Lebih lanjut dijelaskana
bahwa "Kalau melemahnya tajam, lalu menguatnya tajam, pelaku usaha pasti
bingung (membuat perencanaan bisnis)," ucapnya.
Sedangkan dari pasar itu,
dari pasar modal, bursa saham Indonesia menghijau di sepanjang pekan ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melompat sebesar 9,07 persen dan indeks LQ45
melesat 12,50 persen pada pekan ini seiring aksi beli investor asing.
Sehingga kenaikan secara
kumulatif itu diraih setelah pada perdagangan akhir pekan kemarin IHSG ditutup
menguat 97,911 poin (2,180 persen) ke level 4.589,344. Selanjutnya, indeks 45
saham unggulan atau LQ45 ditutup menguat 20,40 poin (2,65 persen) ke level
788,95. Secara year to date sejak awal tahun sampai dengan kemarin IHSG masih
minus 12,20 persen, jauh berkurang dibandingkan pekan sebelumnya.
Sambungnya mengatakan bahwa
secara konsistensi aksi beli investor asing sepanjang pekan ini diakhiri dengan
pembelian bersih sebesar Rp 177,6 miliar pada penutupan perdagangan kemarin.
Sepanjang pekan ini,
investor asing mencatatkan pembelian total sebesar Rp 14,487 triliun dan aksi
jual sebesar Rp 12,224 triliun. Dengan demikian terjadi pembelian bersih
oleh investor asing sebesar Rp 2,263 triliun. (*).Sumber Berita Jpnn.Com.