SPIRIT NEWS.COM.-
Pasca kebakaran belt conveyor coal mill Tonasa IV, pihak semen Tonasa meminta
maaf kepada wartawan yang bertugas meliput di Pangkep. Pasalnya, beberapa
wartawan di Pangkep, sempat ditegur oleh pimpinannya. Lantaran keterangan press
conference (presscon) yang digelar Tonasa di Makassar tidak sesuai dengan fakta
lapangan.
Saat konferensi tersebut digelar di Makassar, pihak
Tonasa mengatakan, semua korban kebakaran yang ada di RSUD Pangkep sudah pulang
ke rumahnya. Padahal faktanya, empat pasien tersebut masih menjalani perawatan.
"Masalahnya, keterangan pihak Tonasa dengan fakta di
lapangan sangat berbeda. Saat di Makassar, dia bilang sudah pulang semua mi.
Baru saya di lapangan ternyata masih ada itu pasien di rumah sakit," kata
seorang wartawan, Jumat lalu.
Selain itu oknum Wartawan tersebut sangat menyayangkan
tindakan Tonasa yang menggelar konferensi pers di Makassar. Padahal tidak ada
yang mengetahui kondisi di lapangan. Jadi wartawan yang ada di Makassar
langsung percaya saja.
Namun sehari setelah pihak tonasa press conference Kepala
Biro Humas Tonasa, Harun Diming meralat hal tersebut kembali. Pihaknya kembali
menggelar konferensi pers tersebut di Makassar, lantaran semua media nasional
hadir di Makassar.
"Kami minta maaf, layanan kita tidak maksimal,
karena kita ada tekanan dari pemerintah dan DPRD. Kami tidak bisa melakukan
sesuatu begitu saja," katanya.
Pernyataan Kepala Biro Humas Tonasa ini rupanya menuai
protes keras kembali dari DPRD kabupaten Pangkep pasalnya mereka mengaku
dikambing hitamkan oleh pihak tonasa dengan menuduhnya melakukan intervensi
kepada semen tonasa dalam hal kaitannya dengan kebebasan memberikan pernyataan
di media.
Ketua Komisi I DPRD Pangkep Umar Haya menanggapi hal
tersebut. Menurutnya, DPRD tidak memiliki wewenang untuk melarang tonasa
memberikan pernyataan tidak benar dimedia. (23/8/2015).
“Kalau kami interpensi Tonasa itu “Bohong” justru kami
ingin tonasa memberikan keterangan yang sebenarnya, utamanya yang berkaitan
dengan masyarakat pangkep ujar politisi Partai Persatuan Pembangunan ini.
Hal senada juga dilayangkan oleh politisi demokrat Andi
Muhammad Ridha, menurutnya pihak DPRD Pangkep secara kelembagaan tidak pernah
menekan pihak semen tonasa untuk memberikan pernyataan pers, kecuali ada oknum
DPRD memberikan pernyataan pribadi.
“Kami tidak pernah menekan tonasa, malah kami dari DPRD
inginkan keterangan jelas apa yang terjadi kepada ke 11 warga kami yang menjadi
korban ditonasa”tegasnya.(Ss-Rs).