Spirit News.Com.- Dua korban
meninggal dunia yakni Perempuan Hj Ramlah dan Perempuan Sania, yang sebelumnya dibawa ke RS Bhayangkara, sampai
kemarin sore, baru satu orang yang diambil pihak keluarga. Jasad Hj Ramlah,
telah diambil oleh keluarganya, untuk dikebumikan di Takalar. Sementara Jasad
Sania, masih berada di ruang mayat,jelasnya.
Selain itu,untuk korban Luka,mulai dari awal kejadian tersisa Muh Fajrin (14),yang masih menjalani perawatan di RSUD Sayang Rakyat,dengan luka sobek di bagian kaki,sedangkan korban luka lainnya menjalani rawat jalan,katanya.
Sementara menurut Kabid humas Polda Sulselbar,
Kombes Pol Frans Barung Manggera mengatakan, selama ini pihaknya sudah gencar
melakukan penangkapan dan razia terhadap peredaran bomdet,mungkin karena kita
sudah melakukan pengawasan ketat di daerah pesisir,sehingga mereka melakukan
pembuatan bom di kawasan padat penduduk atau perumahan.
Selain itu,untuk korban Luka,mulai dari awal kejadian tersisa Muh Fajrin (14),yang masih menjalani perawatan di RSUD Sayang Rakyat,dengan luka sobek di bagian kaki,sedangkan korban luka lainnya menjalani rawat jalan,katanya.
Dikatakan bahwa dengan peristiwa
ledakan bom,akibat kesalahan kerja saat pembuatan bom ikan alias bomdet di
Perumahan Puri Pattene Permai,baru-baru ini.
Selama ini, kebanyakan
penemuan perakitan membongkar modus baru pembuatan peralatan ikan secara ilegal
tersebut. dan penjualan bom ikan dilakukan di pesisir pantai dan pulau-pulau
kecil,berdasarkan hasil penyelidikan sementara, Hj Ramlah (48) diduga sudah
melakukan bisnis bom ikan tersebut beberapa tahun lalu.
Sejak dari tahun 2013 dia
sudah menggeluti bisnis itu. Tetangganya yang juga pensiunan polisi sudah
merasa curiga dan melaporkan hal tersebut. Hanya saja, laporan tersebut tidak
ditanggapi oleh RT setempat katanya.
Sementara Perempuan Sania
(36),yang ikut tewas dalam ledakan tersebut di sekitar pukul 15.00 Wita,
menurut Barung,dia merupakan karyawan dari Hj Lolo (Ramlah) dan pekerjaan
keduanya terbilang rapi, karena tak satupun tetangga yang mengetahuinya
terangnya.
Selain itu,Kapolrestabes
Makassar, Kombes Pol Fery Abraham mengatakan, kasus ledakan yang mengakibatkan
dua korban meninggal dunia ini, tetap ditangani pihaknya,lebih lanjut
dijelaskan bahwa penanganan kasus ini tetap dilakukan di Polrestabes. Labfor
Polri juga akan membantu kita melakukan olah TKP tuturnya.
Sedangkan menurut Kapolsek
Biringkanaya, Kompol Azis Yunus,mengatakan bahwa sampai saat ini sudah ada lima
saksi yang diperiksa,Lebih lanjut dijelaskan bahwa betul ada lima,diantaranya
tetangga, korban selamat dan keluarga dari Hj Ramlah kata Azis Yunus.
Sejak dari kejadian tersebut
kepolisian telah melakukan olah TKP,yang kedua kalinya di lokasi kejadian,gambaran
di rumah lokasi kejadian, terdapat satu lubang berdiameter 40 cm dengan
kedalaman 15 cm,yang diduga akibat ledakan.
Dijelaskan bahwa saat ini kondisi
rumah yang memiliki satu kamar ini (tipe 36), luluh lantah, rata dengan tanah,sementara
rumah sebelah kanan, milik Muh Jasman (60) rusak berat akibat tembok di lantai
satu jebol,serta rumah milik Syarifuddin (56) yang berada di kiri (blok C11 no
12), dengan keadaan hampir ikut roboh, dimana hanya tersisa ruang tamu serta
rangka atapnya yang masih bertahan.
Sementara belasan rumah
lainnya, yang berdekatan dengan TKP mengalami retak pada tembok, plafon dan
seng yang rusak, kaca jendela dan lemari pecah. Semua kerusakan tersebut, telah
diindentifikasi oleh tim Inafis Polda Sulsel.
Personil Polda Sulselbar,sudah
melakukan olah TKP,dari Tim gabungan yang diturunkan di TKP yakni diantaranya ;
Satuan Gegana,Inafis dan Labfor,serta melakukan penggeledahan di tiga rumah
lainnya.
Lebih lanjut diungkapkan
bahwa ketiga rumah tersebut adalah dua rumah milik Hj Ramlah di blok C6 no 8
dan C11 no 5, serta rumah milik Sania di blok C3 no 17.ungkapnya.
Sambung disampaikan bahwa di
dalam rumah ada potusium, jenis pupuk urea yang biasa digunakan bahan bomdet.
Dalam kantong plastik dan kardus. Ada juga sumbu yang sudah terikat kira-kira
ada 10 ikat. Dan lem Perekatnya ada 20 buah. Detonator dalam tersimpan dalam
plastik,” ungkap salah seorang penyidik dari Inafis.(Uli).