Spirit
News.Com.- Panglima
Daerah Militer (Pangdam) VII/WirabuanaMayjen TNI Bachtiar, S.IP.,M.AP, yang
diwakili Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) VII/Wirabuana,Brigjen TNI Kurnia
Dewantara, memimpin rapat mengatasi dan mencari solusi
sebagai jalan keluar melalui Koordinasi Optimalisasi Penyerapan Gabah/Beras di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Barat.
Sementara acara
tersebut dilaksanakan di ruang rapat Yudha II Kodam VII/Wirabuana,Pada hari
selasa Tanggal 25/8/2015,turut dihadiri Aster Kasdam VII/Wirabuana, Kadivre
Sulselbar,Kasiter Korem 141/Toddopuli dan 142/Tatag,para Dandim jajaran Korem
141/Toddopulidan 142/Tatag, dan para pedagang.
Dalam amanat Pangdam
VII Wirabuana,yang dibacakanKasdam VII/ Wirabuana mengungkapkan, bahwa agenda
penting pemerintah saat ini adalah mewujudkan ketahanan pangan yang ditandai dengan
meningkatnya produksi pertanian dan ketersediaan pangan masyarakat dalam jumlah
yang cukup yang merupakan pilar utama dalam pembangunan nasional.
Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan upaya pemerintah tersebut
diwujudkan dalam sebuah langkah strategis yang lebih dikenal dengan Program
Upsus,ungkap Kasdam VII/Wirabuana.
Sehubungan dengan hal itu, dalam merealisasikan program
Upsus tersebut, Pemerintah menggandeng TNI AD,dengan dilaksanakannya Penandatanganan
Nota Kesepahaman bersama antara Kasad dengan Mentan RI,tentang Kerjasama dalam
program pertanian dengan mensinergikan potensi tugas, kewenangan dan program
yang ada pada masing-masing institusi yang ditindaklanjuti dengan penandatanganan
Perjanjian Kerjasama antara Aster Kasad dengan Dirjen PSP Kementan RI dan Pakta
Integritas antara Pangdam VII/Wrb,dengan Kadistan Pertanian Provinsi
se-Sulawesi serta para Dandim dengan Kadistan Kab/Kota di wilayah masing-masing.
Selain itu,Tugas TNI dalam program tersebut adalah melaksanakan
pengawalan dan pendampingan agar dapat meningkatkan hasil produksi pertanian sehingga
berimplikasi pada meningkatnya pendapatan masyarakat tani yang bermuara kepada meningkatnya
kesejahteraan penduduk.
Berkaitan dengan hal itu,Pangdam
menyampaikan bahwa pada tahun 2014, produksi padi untuk wilayah Sulawesi
mencapai,sekitar 8.508.520 Ton Gabah
Kering Panen. Produksi padi wilayah Provinsi Sulut sebesar 637.927 Ton,Provinsi Sulteng sebesar1.022.054 Ton,Provinsi Sultra sebesar,657.617 Ton, Provinsi Gorontalo sebesar 314.704 Ton,Provinsi Sulbar sebesar,449.621 Ton dan Provinsi Sulsel berhasil mencapai produksi sebesar,5.426.097 Ton,sehingga mencapai surplus
sebesar2,2 juta Ton beras yang mampu
menyuplai beras ke 22 Provinsi di Indonesia.
Dikatakannya pula, bahwa pada tahun 2015 ini, diprediksi produksi
padi untuk wilayah Sulawesi sebesar,9.072.848
Ton,Produksi wilayah Provinsi Sulut sebesar,664.282 Ton, Provinsi Sulteng sebesar,1.063.382 Ton,Provinsi Sultra sebesar,696.053 Ton,Provinsi Gorontalo sebesar305.354 Ton, Provinsi Sulbar sebesar,497.232 Ton dan Provinsi Sulsel diprediksi produksinya mencapai
sekitar, 5.846.585 Ton,sehingga diharapkan
mencapai surplus sebesar,2,8 juta
Ton beras yang mampu menyuplai beras ke 27 Provinsi di Indonesia.
Akan tetapi, dari pencapaian hasil produksi yang diuraikan
di atas yang menggambarkan betapa berhasilnya program pertanian di wilayah
Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan, sangat kontradiktif dengan kenyataan yang
terjadi di lapangan khususnya ketersediaan beras secara nasional.
Selain itu,untuk memenuhi kebutuhan beras nasional,sepanjang
tahun 2014,Pemerintah menugaskan Bulog untuk mengimpor beras sebesar,500 ribu Ton.Oleh karena itu,hal yang memaksa pemerintah untuk melaksanakan
impor beras dipengaruhi tiga faktor, yakni produksi,harga,dan stok,pada tahun
2015,pemerintah menargetkan produksi padi sebanyak,73,4 juta ton GKG,sehingga untuk ketersediaan stock beras, Perum Bulog
ditargetkan harus mampu menyerap beras domestic sebanyak 2 juta ton,yang harus dicapai
sampai dengan akhir September 2015. Untuk mencapai target tersebut, Perum Bulog
telah menggandeng TNI
sebagai mitra kerja dalam melaksanakan penyerapan gabah/beras dengan melaksanakan penandatanganan
Nota Kesepahaman antara Perum Bulog dan TNI dalam rangka optimalisasi penyerapan produksi
gabah/beras dalam negeri.
Diungkapkan pula tentang “Target untuk penyerapan gabah/beras
oleh Perum Bulog di seluruh wilayah Sulawesi pada tahun 2015 sebesar,605.000 Ton.Provinsi Sulut ditargetkan harus
mampu menyerap sebesar13.750 Ton,
Provinsi Gorontalo sebesar11.250
Ton, ProvinsiSulteng sebesar,40.000
Ton,Provinsi Sultra sebesar, 40.000
Ton, Provinsi Sulsel sebesar,471.390
Ton dan Sulbar sebesar 28.610 Ton”,
ungkapnya.
Dari pencapaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa daya serap
gabah/beras di wilayah ini masih rendah,khusus di wilayah Prov.Sulsel dan Sulbar
dan pencapaian tertinggi dicapai di wilayah Kodim 1404/Pinrang,dengan pencapaian
sebesar,38.849,51 atau 51,21 % dari target pemerintah sebesar,
75.860 Ton.
Sambung dijelaskan bahwa untuk pencapaian terendah di
wilayah Kodim 1406/Wajo sebesar12.089,93
Ton atau 33,42 % dari target sebesar
36.175 Ton dan hal ini menandakan bahwa
untuk pencapaian target tersebut, membutuhkan keseriusan dan keikhlasan serta kerja
keras dari kita semua yang hadir di tempat ini untuk bersama-sama mendukung dan
membantu Bulog dalam mencapai target tersebut.
Lebih lanjut dikatakan Pangdam VII/Wrb dalam amanatnya bahwa
untukmencapai target tersebut, perlu adanya kerjasama dan hubungan yang solid
lintassektoral, sebab tanggungjawab tersebut tidak boleh dibebankan kesatu instansi
seperti Perum Bulog saja.
Sementara dalam UU No.18/2012 tentang Pangan diamanatkan bahwa
pemerintah bersama masyarakat bertanggungjawab untuk mewujudkan ketahanan
pangan,dan hal ini dapat diartikan, bahwa dalam kegiatan penyerapan beras yang
selama ini hanya dilakukan oleh Bulog sebagai perwakilan pemerintah, harus didukung
dan dibantu oleh masyarakat baik TNI yang asalmuasalnya dari rakyat,petani,
pedagang beras dan seluruh elemen masyarakat”, ujar Pangdam.
Melihat permasalahan yang timbul tersebut, maka Kodam
VII/Wrbdan, Perum Bulog Divre Sulselbar serta para pedagang telah berupaya untuk
mengatasi dan mencari solusi sebagai jalan keluar, melalui kegiatan rapat koordinasi
dalam rangka optimalisasi penyerapan gabah/beras di wilayah Sulselbar yang saat
ini sama-sama hadiri.
Saya berharap keseriusan dan kesungguhan dari peserta rapat,
sehingga melahirkan ide-ide serta langkah - langkah yang strategis untuk memecahkan
persoalan yang ada guna tercapainya
target dari pemerintah.
Sebelum mengakhiri sambutannya Pangdam menekankan dalam rangka
optimalisasi penyerapan gabah/beras,oleh Bulog guna tercapainya target yang
dibebankan oleh pemerintah, sebagai berikut
:
Kesatu; Para Dandimjajaran agar lebih mengoptimalkan dan mengintensifkan
pendampingan dan pengawalan penyerapan gabah/beras kepada Bulog di wilayah masing-masing.
Kedua;Buat
posko terpadu di areal lahan sawah yang akan panen guna memantau penyerapan gabah/beras
oleh Bulog serta mencegah pihak lain membeli gabah/beras petani.
Ketiga; Adakanpendekatankepadapetani, Subdivre, Kansilog dan Dinas
Pertanian serta instansi terkait lainnya untuk mengoptimalkan penyerapan gabah/beras.
Keempat;Tingkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan harmonisasi
dengan seluruh unsur yang terlibat dalam setiap langkah dan tindakan di
lapangan dan hal ini diperlukan, guna mendapatkan kesamaaan visi dan misi dalam
rangka kelancaran dan kesuksesan dalam setiap kegiatan yang akan kita laksanakan.
(Rusli)Sumber Berita Pendam VII/Wrb.