Spirit News.Com.- Kesalahan teks pidato Presiden Joko Widodo saat
acara Peringatan 1 Juni , di Alun-alun Kota Blitar, memunculkan lagi desakan
reshuffle cabinet,saat itu, presiden salah menyebut Blitar sebagai tempat
kelahiran Proklamator sekaligus Presiden Pertama RI Bung Karno.
Sementara
menurut “ Politisi PAN Achmad Hafisz Tohir “ menilai, insiden tersebut tersebut
adalah kesalahan fatal. Meski tidak menutup kemungkinan adanya slip of tongue
(keseleo lidah), namun menurut dia, sebagai seorang presiden
kesalahan-kesalahan semacam itu tidak sepatutnya muncul.
Ketua
Komisi VI DPR itu kemudian menegaskan, kalau memang presiden memang tidak sadar
telah melakukan kesalahan terkait teks pidato yang dibacakannya maka yang patut
dimintai pertanggungjawaban adalah tim dan orang-orang di lingkaran presiden.
"Inilah
kelemahan tim Jokowi, harus ada reshuffle yang mendasar karena ini sudah
merusak tatanan bernegara," tegas Hafisz, di Jakarta, kemarin (4/6).
Penyesalan
senada juga disampaikan anggota DPR dari PDIP Falah Amru. Menurut dia, teks
pidato yang dibacakan presiden tersebut seharusnya sudah melakukan screening
ketat Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
"Kalau
selama ini sudah sering lalai, tolong lah dia (Andi, Red) agar lebih ekstra
hati-hati lagi," kata Falah, yang ikut hadir dalam acara di kota tempat
Bung Karno dimakamkan tersebut.
Meski
tidak menyebut secara gamblang perlunya mereshuffle sosok-sosok yang berada di
belakang penyusunan pidato presiden saat itu, dia menegaskan, kalau perlu ada
orang yang gentlemen mengakui secara terbuka kalau sebagai pihak yang
bertanggung atas penyusunan pidato yang ada.
"Kalau
presiden, seperti yang pernah disampaikan, tidak mungkin meneliti satu persatu
semua urusan, harus di sini lah orang-orang di sekitarnya lebih ketat,"
imbuh ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) tersebut.
Kesalahan
pidato Presiden Jokowi saat acara yang juga dihadiri putri Bung Karno Megawati
Soekarnoputri tersebut, adalah ketika membeber kesan mendalamnya terhadap Kota
Blitar.
"Setiap
kali saya berada di Blitar, kota kelahiran Proklamotor kita, hati saya selalu
bergetar," kata Jokowi, ketika itu.
Berdasar
sejumlah literatur, Bung Karno tidak lahir di Blitar. Salah satu tokoh utama
pendiri bangsa tersebut banyak disebut lahir di Surabaya, 6 Juni 1901.
Hingga
saat ini belum diketahui pasti, pihak yang berada di belakang penyusunan pidato
tersebut. Deputi Staf Kepresidenan Bidang Komunikasi Eko Sulistyo juga mengaku
tidak tahu.
"Saya
kebetulan tidak ikut dalam rombongan ke Blitar, jadi saya juga belum bisa
menanggapi karena masih harus mendalaminya lebih jauh,"kata Eko, saat
dihubungi.
Pada
umumnya,pidato-pidato yang akan dibawakan presiden berada dalam wilayah
pengawasan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto,namun sampai tadi malam,yang
bersangkutan masih belum bisa dihubungi. (Rs/JPNN).