Spirit News.Com.- Salah
seorang dari Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hamid
Basyaib menilai kesalahan yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika
menyebut Blitar sebagai tempat kelahiran Soekarno sebagai hal yang wajar.
Pasalnya, masih banyak sumber tertulis yang menyebutkan bahwa Proklamator
Republik Indonesia itu lahir di Blitar dan bukan Surabaya.
Dikatkanya bukan membela ya,
tetapi ngga juga bisa dibilang nggak jeli. Karena memang beberapa sumber
menyebut itu (Soekarno lahir di Blitar, red). Jadi maksud saya itu memang salah
di tim komunikasi. Tapi itu kesalahan yang menurut saya cukup manusiawi dan
bisa dimaafkan,kata Hamid usai menghadiri acara diskusi di Menteng, Jakarta,
Sabtu (6/6).
Lanjut Hamid justru menyebut
masih beredarnya sumber yang salah dalam menyebut tempat kelahiran Soekarno
sebagai tanggung jawab pemerintah era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pasalnya, pemerintah tidak bergerak cepat mengklarifikasi kesalahan tersebut.
Padahal, anggota keluarga
Soekarno ketika itu sudah mengimbau pemerintahan di era SBY agar segera
bertindak.salah seorang yang mengingatkan adalah putra bungsu Soekarno, Guruh
Soekarnoputra.
"Tahun 2013 Mas Guruh
sudah meminta pemerintah meluruskan masalah tempat lahir Bung Karno, lihat saja
beritanya. Tapi pemerintah nggak buru-buru menertibkan, harusnya buku anak-anak
sekolah itu sudah dibenerin. Sekarang akibatnya kan jadi begini,"
paparnya.
Hamid justru mengapresiasi
kebesaran hati tim komunikasi presiden yang telah meminta maaf atas kesalahan
penyebutan tempat lahir Bung Karno dalam naskah pidato Jokowi saat peringatan
hari lahir Pancasila di Alun-Alun Blitar, 1 Juni lalu. Dia berharap kesalahan
yang sama tidak terulang lagi di masa akan datang.
"Tentu kita berharap nanti
lebih cermat dan hati-hati. Tapi sekali ini kita maklumi," pungkasnya.(RS/jpnn).