Dari data yang ada di
lapangan, warga yang akan berobat ke Puskesmas butuh ongkos naik kapal, dan itu
sangat mahal. Belum lagi jika ditemukan pasien yang sakit kritis, sementara
speedboat hanya terbatas pada waktu tertentu. Namanya sakit kan gak bisa
ditunda.
Dan yang paling
menyedihkan jika ada pasien yang akan melahirkan pada waktu malam, kapal sudah
tidak ada, maka satu-satunya jalan hanya dengan menyewa speedboat, maka pasien
akan terbebani namun tetap sewa karena tak ada pilihan lain.
Kasus lain, Saya Masih
ingat sahabat saya Bang Yuhar Bayu waktu itu salah keluarganya yang berumur 3
Tahun meninggal di RSUD Pangkep, tak satupun kapal jolloro yang mau
mengangkutnya karena anggapan masyarakat kapalnya akan sial jika mengangkut
orang mati dan tidak bisa lagi di pake mencari nafkah.
Dan Akhirnya sang mayatpun
di angkut pakai perahu kecil berukuran 40cm x 2,5 meter yang di gandeng dengan
Perahu jolloro, Yuharpun merangkul mayat keluarganya di perahu kecil tersebut
ditengah gelapnya malam dan rintik hujan. sungguh membuat rasa saya teriris
menyaksikannya.
Dari beberapa kasus ini
sudah sepantasnyalah Pemda meneyediakan Ambulance Laut bagi warga kepulauan
mengingat pemerintah sangat berkewajiban untuk memberikan layanan kesehatan
yang maksimal, kalau untuk kepentingan publik ini jadi diprioritaskan, Karena
Ongkos yang dibayar warga pulau untuk mengangkut pasien dan Mayat biasanya
sampai 4 Juta Rupiah sekali angkut, bukankah banyak alternatif lain seperti
APBD, APBN, atau lewat dana CSR Perusahaan seperti dikeluarkannya Ambulas Untuk
Darat Saat ini. (Roelsyaf).