Untuk
Mengetahui HasilCapaian Kinerja Kabinet JOKOWI-JK,baca disini
SPIRIT
News.Com.- Perbincangan
Kepala Negara (Presiden) RI, Joko Widodo dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping
(kiri), didampingi Ibu Negara Iriana Widodo, saat melakukan Historical Walk di
Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, dalam peringatan ke-60 tahun Konferensi
Asia-Afrika, Jumat (24/4/2015).
Kebijakan pemerintahan Joko
Widodo-Jusuf Kalla menyediakan layanan publik menuai dukungan dari
masyarakat,ini merupakan langka cabinet JOKOWI-JK,selalu bersedia menerima
masukkan dari seluruh rakyat Indonesia.
Serta bertujuan agar Publik dapat
memberikan penilaian positif,tentang kinerja kabinet pemerintahnya,termasuk di
bidang kesejahteraan sosial selama enam bulan terakhir,terutama dalam
menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan. Dikutip di TRIBUNNEWS/DANY
PERMANA.
Disampaikan pula bahwa ketika
kondisi ekonomi sebuah pemerintahan dinilai tidak memuaskan, umumnya akan
diikuti dengan naiknya ketidakpuasan publik pada kinerja bidang kesejahteraan
sosial. Namun, ada perbedaan untuk enam bulan periode pemerintahan
Jokowi-Kalla.
Angka penilaian pada bulan
keenam ini tidak berbanding lurus dengan penilaian kinerja pemerintah di bidang
ekonomi yang melorot.
Sebagaimana diulas pada
tulisan evaluasi pemerintahan Jokowi-Kalla bidang ekonomi (Kompas, 29/4), hanya
25,4 persen responden yang menyatakan puas terhadap kinerja pemerintah di
bidang ekonomi. Hampir tiga perempat bagian responden menyatakan
ketidakpuasannya.
Namun, hasil survei tatap
muka yang dilakukan Litbang Kompas, pertengahan April lalu, mencatat, rata-rata
tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah di bidang kesejahteraan
sosial (kesos) justru mencapai 61,9 persen.
Lebih lanjut Proporsi ini
hampir sama dengan penilaian kinerja pemerintah pada triwulan pertama Januari
2015.
Jika ditelusuri lebih
lanjut, kinerja pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan jadi penopang
apresiasi positif oleh publik. Setidaknya dari dua kali survei, yaitu di era
tiga bulan dan enam bulan pemerintahan, kedua bidang ini mendapatkan apresiasi
yang relatif tinggi dengan rata-rata sebanyak 64 persen responden menyatakan
puas pada kinerja pemerintah.
Sejumlah indikator yang
berdekatan, yakni pemenuhan kebutuhan pokok sebagai isu di bidang ekonomi serta
pemenuhan kebutuhan sosial, seperti pendidikan dan kesehatan, boleh jadi memicu
sentimen publik yang sama pada kedua bidang ini.
Bedanya, isu ekonomi
dipenuhi oleh sentimen negatif berupa kenaikan tarif dan harga kebutuhan,
sementara isu bidang pendidikan dan kesehatan justru sebaliknya, yaitu terjadi
"penggratisan" oleh negara.
Jika dibandingkan dengan
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono,penilaian bidang kesos di enam bulan
pertama pemerintahan Jokowi-Kalla lebih baik daripada pencapaian SBY-Kalla
(2004-2009).
Pada era SBY-Kalla, bidang
kesos hanya diapresiasi 41,4 persen responden. Proporsi penilaian yang sama terjadi
di enam bulan periode pemerintahan SBY-Boediono (2009-2014) saat tingkat
kepuasan berkisar 45 persen.
Selain itu kitapun patut melihat
dengan relatif kuatnya penilaian atas kinerja kesos pemerintahan Jokowi-Kalla,dan
saat ini sudah ditopang pula dengan kondisi sosial yang secara umum relatif
aman dan terkendali.
Itu diakibatkan ketidakpuasan
terhadap sejumlah langkah hukum dan harga kebutuhan pokok belum membuat publik
pupus harapan dan kepercayaan pada langkah-langkah pemerintah. (rs-Y w).