SPIRITNEWS.COM.- Walaupun kulitnya sudah mengerut dan rambut uban menghiasi depan kepalanya, tapi semangatnya untuk menjaga kelestarian hutan Gunung Bawakareang seolah tak pernah padam. Dialah Tata Mandong, sang juru kunci Gunung Bawakaraeng yang terletak di Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten Gowa.
Keberadaan Tata Mandong di tengah lembah ini tidak hanya sebagai penolong para pendaki atau penggiat alam bebas yang datang kesini, tapi juga kelangsungan hidup Flora dan Fauna yang ada dialam Gunung Bawakaraeng.
Pengabdiannya menjaga bibit yang ditanam sekitar kaki Gunung Bawakareng dan lereng-lerengnya dengan ribuan hektar luasnya dimulai sejak 1972 adalah bukti semangat patriotismenya sungguh luar biasa. Apa lagi, nenek kelahiran 1937 mengaku mewakafkan seluruh kehidupannya saat ini untuk bertanggung jawab akan kelestarian kawasan hutan, walau nyawa taruhannya.
"Saya berani bertanggung jawab demi menjaga hutan ini, bila saya meninggal nanti, saya ingin dikubur disini (Lembah Ramma). Inilah wasiatku, " kata Tata Mandong saat ditemui di pondoknya, di Lembah Ramma, Sabtu (21/3) lalu.
Jika ajal menjemputnya, dia ingin terus berada di pegunungan ini. Bagi Tata Mandong merusak kawasan hutan pengunungan Bawakaraeng itu sama saja dengan mendatangkan bencana alam yang dahsyat. Dia percaya, bahwa kawasan Bawakaraeng adalah pusat bumi, maka apa bila daerah ini rusak maka seluruh dunia ikut hancur.
"Kalau Bawakareng hancur seluruh dunia ikut hancur. Bukan hanya di Sulawesi. Disinilah pusat bumi, " tegas anak kedua dari enam bersaudara ini. "Lebih baik saya mencegah dengan diri (nyawa) saya sebelum terjadi bencana,(ABP).