Oleh : Syahwir Yasin Mangka
Menurut saya, Kehamilan merupakan anugerah terindah bagi seorang wanita dan didamba oleh setiap pria atas penantian kelahiran generasi baru. Mengenai pengalaman SUKA dan DUKA PERSALINAN adalah bagian dari resiko perjalanan kisah hidup berumah tangga.
Dalam agama, sering kita dengar kalimat : "Seorang perempuan yg akan melahirkan anaknya, seringkali diperhadapkan oleh 2 pilihan, antara Hidup Selamat atau dijemput oleh Al-Maut.."
Sy punya kisah kelahiran putri yg ke-3. Kala itu Februari 2011, Berawal pada usia kehamilan 34 minggu istri sy, dokter di Rumkit melakukan pemeriksaan dalam (PD) untuk memastikan apakah istri saya bisa melahirkan secara normal. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan bahwa istri saya BAKAL melahirkan secara SC (Sectio Caesar). Mendengar hasil tersebut sy sempat sedih dan dan was-was karena harapan istri melahirkan secara normal pupus. Saya pikir dokter tersebut tidak pro normal karena memutuskan istri sy harus SC, padahal kelahiran ini sdh yg ketiga kalinya dijalani oleh istri dan sebelumnya kedua2nya normal.
Cerita berlanjut, kala itu Bulan Februari 2011, sesuai dengan jadwal dokter yang menangani, bahwa proses kelahiran akan tiba (WATTUNNANI). Istri pun sy antar ke ruang Teratai RSUD Pkp. Dan waktu itu dokter spesialis Kandungan yg menangani lagi cuti pulang kampung.
Duh, rasanya jadi kesal bercampur emosi kala itu. krn proses kelahiran SC itu sangat beresiko dan biayanya mahal. Tapi justru istri sy yg tenang, bahkan dialah yg menenangkan sy dan langsung menarik kesimpulan agar dirinya (istri sy) utk segera di rujuk ke Rumkit Wahidin Makassar. Dengan ditemani oleh 2 org Bidan dan mengendarai Mobil Ambulance Innova, kami melaju ke Mks. Ternyata birokrasinya sgt ribet, kami harus mampir dulu di RSU Daya utk ambil rujukan sebelum ke Rumkit Wahidin, dan itu membutuhkan waktu, sementara istri sy sdh merasa tidak nyaman dan sangat kesakitan.
Malam itu, Mobil Ambulans melaju sangat cepat karna desakan sy kpd sang sopir. Pukul 23.50 WITA mobil Ambulans sdh tiba di pintu gerbang Ruang Bersalin Rumkit Wahidin S. Dalam keadaan mobil ambulans mundur utk ambil posisi parkir di depan pintu ruangan bersalin, keadaan berkata lain. Subhanallah, atas izin Allah, istri sy melahirkan diatas mobil Ambulans dibantu oleh 2 Bidan dalam keadaan normal. Betapa bersyukur dan senangnya kami karena utk ke 3 kalinya kami dikaruniai anak perempuan lagi. dan dalam kondisi senang sy sempat BERKELAKAR kpd istri dgn berkata : "Bagaimana kalo putri ketiga kita ini kita beri nama INNOVA saja, soalnya dia lahir diatas mobil Innova." Istri sy cuma tersenyum, sembari mengingatkan pemberian nama yg BAIK. Karena kami adalah muslim maka kami memberi nama putri kami, yaitu JAUZA ATHIYAH (artinya: Bintang Pemberian-Nya)
Dari pengalaman saya tsbt semoga terpetik hikmah untuk diri sy dan istri, bahwa betapa indahnya jika kita mengikuti alur rekayasa Yang Kuasa, tanpa harus mencemooh dan menyalahkan orang lain.
